"Usai pandemi COVID-19, Jakarta menjadi lebih solid, guyub dan lebih kuat," demikian keyakinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat Ibu Kota Indonesia itu didera masa sulit akibat tingginya kasus aktif, Juli lalu.
Apalagi dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membuat mobilitas terbatas, warga Jakarta menjalani hari-hari dengan penuh tantangan, di saat kasus aktif sempat menyentuh 113 ribu kasus, kasus aktif tertinggi yang pernah dialami.
Ruang perawatan di rumah sakit pun terbatas karena keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) di Jakarta juga penuh. Sampai-sampai ruang lobi rumah sakit beralih fungsi jadi bangsal rawat inap.
Warga yang tidak bisa masuk rumah sakit karena keterbatasan tempat, mau tidak mau harus menjalani isolasi mandiri di rumah, padahal mereka juga bergejala sedang hingga berat.
Banyak nyawa tak terselamatkan, terutama para lanjut usia (lansia) yang memiliki penyakit bawaan, ada pula usia produktif yang akhirnya tidak bisa bertahan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Pemerintah Kota setempat pun bergerak cepat mengalihfungsikan ruangan serbaguna, gedung olahraga (GOR), rumah dinas, kantor Wali Kota, hingga hotel menjadi tempat isolasi pasien terpusat.
Dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) hingga perusahaan swasta juga bahu-membahu menyiapkan tempat isolasi sebagai misi kemanusiaan atau tak lagi perhitungkan rugi atau untung dari pendapatan.
Sebut saja Perumda Sarana Jaya, BUMD DKI Jakarta yang bergerak di bidang properti, baru saja merampungkan revitalisasi bangunan indekos delapan lantai bernama Cik's Mansion.
Baca juga: Bangkit di tengah keterbatasan di tengah pandemi
Hotel yang terletak di Jalan Pegangsaan Barat, Menteng, Jakarta Pusat tersebut sejak Juni 2021 dialihfungsikan menjadi tempat isolasi terkendali yang disiapkan oleh Pemerintah Kota Jakarta Pusat.
Berkapasitas sebanyak 77 kamar, Cik's Mansion menampung pasien tanpa gejala (OTG) yang dirujuk dari Puskesmas maupun RSUD wilayah Jakarta Pusat.
Warga tersebut harus memiliki surat keterangan dari Puskesmas atau RSUD setempat yang kemudian akan didaftarkan secara sistem oleh Sudin Kesehatan Jakarta Pusat.
Pasien OTG dapat langsung menyerahkan surat keterangan kepada petugas di Hotel Cik's Mansion. Selanjutnya, mereka akan diarahkan ke pemeriksaan yang dilakukan petugas medis.
Setelah didata dan diperiksa kesehatannya, pasien OTG akan mendapatkan kunci kamar hotel.
Tanpa didampingi petugas, pasien OTG bisa langsung menggunakan lift menuju kamar dan menjalani isolasi selama 10 hari, setelah dinyatakan positif berdasarkan tes usap "polymerase chain reaction" (PCR).
"Jika pasien masih memiliki gejala ringan, seperti batuk, pilek dan demam, kami akan memperpanjang masa isolasi sampai 13 hari," kata Pengelola sekaligus Penanggung Jawab Pasien Cik's Mansion, Ardian Saputra.
Konsumsi makanan tiga kali sehari difasilitasi oleh Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat dan Jaktour, BUMD DKI Jakarta bidang pariwisata.
Baca juga: Menyiasati problem orang tua di tengah pandemi, mengasuh dan WFH
Sementara untuk vitamin, pasien Cik's Mansion mendapat asupan dari Sudin Kesehatan Jakarta Pusat, serta donasi dari kitabisa.com.
Ketika kasus aktif di DKI Jakarta mencapai puncaknya pada Juli, pasien yang diisolasi di Cik's Mansion mencapai 65 orang, namun kini tinggal 30 orang.
Isoter swasta
Isolasi terpusat tidak hanya dilakukan oleh BUMD dan pemerintah, tetapi juga pihak swasta yang diinisiasi oleh AlfaCorp, kelompok perusahaan yang menaungi Alfamart, Alfamidi, DAN+DAN, Lawson, Alfaland, Omega Hotel Management, dan Universitas Bunda Mulia.
UBM Housing yang merupakan asrama Universitas Bunda Mulia (UBM Housing) kini menjadi area isolasi terkendali (isoter) pertama yang disiapkan oleh swasta di Provinsi DKI Jakarta.
Asrama di Jalan Lodan Nomor 2, Pademangan, Jakarta Utara, tersebut memiliki total 375 kamar yang akan digunakan untuk karyawan yang terpapar COVID-19, dengan daya tampung maksimal sekitar 600 pasien dengan status orang tanpa gejala dan gejala ringan.
Untuk kebutuhan konsumsi, AlfaCorp menyediakan fasilitas makan tiga kali sehari dari unit bisnis hotelnya serta dua unit ambulans yang siaga selama 24 jam apabila dibutuhkan.
Tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Hermina pun dikerahkan sebagai dokter jaga untuk melihat kondisi pasien secara berkala.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun hadir dalam peluncuran UMB Housing sebagai isolasi terpusat yang tentunya tidak dikenakan biaya kepada pasien.
Baca juga: Meniti perpanjangan PPKM, evaluasi dan perbaikan pelaksanaannya
Anies menilai bentuk penanganan pandemi sejatinya bersifat sebagai gerakan, bukan bersifat sebagai program.
Bersifat program itu artinya dikerjakan oleh pemerintah, direncanakan oleh pemerintah, dibiayai oleh pemerintah, dievaluasi oleh pemerintah.
Tapi gerakan adalah partisipasi dari seluruh komponen masyarakat untuk terlibat langsung, turun tangan mengambil peran di bidangnya sesuai dengan potensinya masing-masing.
Lokasi isolasi terpusat (isoter) UMB Housing akan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terpapar COVID-19, di luar lokasi isoter yang menjadi program masing-masing pemerintah kota di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Misalnya di Jakarta Timur, sudah ada Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang diprogram menjadi lokasi isolasi terkendali, di Jakarta Utara ada Rumah Susun Nagrak Cilincing, di Jakarta Pusat ada Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta Selatan ada Graha Wisata Ragunan, serta Rumah Susun Pasar Rumput yang masih belum sempat terpakai.
Ada pula lokasi isoter yang disiapkan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro di Kantor PT Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sejumlah Kantor milik Badan dan Kementerian yang berlokasi di DKI Jakarta pun ikut berpartisipasi dalam menyiapkan lokasi isoter bagi stafnya yang terpapar COVID-19.
"Kejaksaan (Agung) punya, Kementerian Perhubungan punya, Kementerian Pendidikan punya, Jadi mereka, jika ada staf di Kementerian-nya atau di Badan-nya yang mengalami COVID-19, perlu isolasi mandiri, kita siapkan," kata Anies.
Baca juga: Bertahan pada masa pandemi COVID-19 dengan ide disruptif
Pun, setiap Wali Kota diminta menyiapkan lokasi isoternya di kantornya masing-masing, seperti Kantor Wali Kota Jakarta Utara yang menyiapkan Balai Yos Sudarso sebagai lokasi isoter bersifat transit bagi pasien dengan kategori tanpa gejala COVID-19.
Namun, jumlah lokasi isoter yang bisa disiapkan oleh pemerintah, belum tentu sepadan dengan jumlah orang yang membutuhkan. Di banyak tempat malah kapasitas tempat isolasinya bisa lebih rendah dari jumlah orang yang melaksanakan isolasi terkendali.
Dengan kini kasus aktif DKI Jakarta yang turun signifikan menjadi 14.451 kasus per 5 Agustus 2021, pemerintah berupaya agar keterbatasan ruang untuk isolasi menjadi terulang kembali.
Kelangkaan oksigen
Selain ruang isolasi, puncak kasus COVID-19 di Jakarta pada bulan lalu juga membuat sebagian warga dihadapi dengan keterbatasan tabung oksigen.
Kebutuhan akan tabung dan isi ulang oksigen melonjak 10 kali lipat di Kawasan Koja, Jakarta Utara, begitu yang diutarakan Arios Aritonang, penjual tabung dan isi ulang yang sudah empat tahun berdagang.
Itu baru di satu kawasan. Di selatan Jakarta, warga rela antre puluhan meter demi isi ulang tabung oksigen. Alasannya beragam, ada yang memang membutuhkan karena anggota keluarga mengalami penurunan saturasi oksigen, ada juga yang sekadar berjaga-jaga.
Kondisi yang serba sulit ini ditangkap oleh Pemprov DKI Jakarta untuk menyediakan posko isi ulang oksigen di Kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Hingga saat ini, posko isi ulang masih memfasilitasi ketersediaan oksigen dengan menggandeng perusahaan plat merah, PT Krakatau Steel, yang memberikan bantuan pengisian ulang untuk 250 tabung oksigen bervolume 6 m³ pada 25 rumah sakit di Jakarta.
Baca juga: Ikhtiar menghadapi pandemi COVID-19 dari balik jeruji
Selain itu, baru-baru ini PT MRT Jakarta (Perseroda) juga menggalang dana melalui platform wecare.id untuk mendistribusikan 70 tabung oksigen untuk empat RSUD di DKI Jakarta.
Tidak hanya dari proyek tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), distribusi tabung oksigen juga berasal dari barang bukti atas kasus importasi dan permainan harga tabung oksigen yang diungkap oleh Polres Metro Jakarta Pusat
Setidaknya ada 138 tabung oksigen yang diserahkan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk disalurkan ke fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas.
Menurut Gubernur Anies Baswedan, sebagian besar rumah sakit di Jakarta saat ini sudah menggunakan tabung oksigen dengan instalasi permanen.
Oleh karenanya, tabung oksigen hasil barang bukti sitaan tersebut dapat dimanfaatkan pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah, lewat kendali Puskesmas setempat.
Kondisi pagebluk yang sudah mendera hampir dua tahun ini nyatanya turut mengembalikan sifat asli bangsa Indonesia: gotong royong.
Bukan soal pulihnya ekonomi, namun karena empati, seluruh pihak baik pengusaha hingga rakyat biasa, berupaya untuk menolong sesama agar saling bertahan hidup saat pandemi.
Baca juga: Tips memilih dan menggunakan masker dengan benar cegah penularan COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Apalagi dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membuat mobilitas terbatas, warga Jakarta menjalani hari-hari dengan penuh tantangan, di saat kasus aktif sempat menyentuh 113 ribu kasus, kasus aktif tertinggi yang pernah dialami.
Ruang perawatan di rumah sakit pun terbatas karena keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) di Jakarta juga penuh. Sampai-sampai ruang lobi rumah sakit beralih fungsi jadi bangsal rawat inap.
Warga yang tidak bisa masuk rumah sakit karena keterbatasan tempat, mau tidak mau harus menjalani isolasi mandiri di rumah, padahal mereka juga bergejala sedang hingga berat.
Banyak nyawa tak terselamatkan, terutama para lanjut usia (lansia) yang memiliki penyakit bawaan, ada pula usia produktif yang akhirnya tidak bisa bertahan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Pemerintah Kota setempat pun bergerak cepat mengalihfungsikan ruangan serbaguna, gedung olahraga (GOR), rumah dinas, kantor Wali Kota, hingga hotel menjadi tempat isolasi pasien terpusat.
Dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) hingga perusahaan swasta juga bahu-membahu menyiapkan tempat isolasi sebagai misi kemanusiaan atau tak lagi perhitungkan rugi atau untung dari pendapatan.
Sebut saja Perumda Sarana Jaya, BUMD DKI Jakarta yang bergerak di bidang properti, baru saja merampungkan revitalisasi bangunan indekos delapan lantai bernama Cik's Mansion.
Baca juga: Bangkit di tengah keterbatasan di tengah pandemi
Hotel yang terletak di Jalan Pegangsaan Barat, Menteng, Jakarta Pusat tersebut sejak Juni 2021 dialihfungsikan menjadi tempat isolasi terkendali yang disiapkan oleh Pemerintah Kota Jakarta Pusat.
Berkapasitas sebanyak 77 kamar, Cik's Mansion menampung pasien tanpa gejala (OTG) yang dirujuk dari Puskesmas maupun RSUD wilayah Jakarta Pusat.
Warga tersebut harus memiliki surat keterangan dari Puskesmas atau RSUD setempat yang kemudian akan didaftarkan secara sistem oleh Sudin Kesehatan Jakarta Pusat.
Pasien OTG dapat langsung menyerahkan surat keterangan kepada petugas di Hotel Cik's Mansion. Selanjutnya, mereka akan diarahkan ke pemeriksaan yang dilakukan petugas medis.
Setelah didata dan diperiksa kesehatannya, pasien OTG akan mendapatkan kunci kamar hotel.
Tanpa didampingi petugas, pasien OTG bisa langsung menggunakan lift menuju kamar dan menjalani isolasi selama 10 hari, setelah dinyatakan positif berdasarkan tes usap "polymerase chain reaction" (PCR).
"Jika pasien masih memiliki gejala ringan, seperti batuk, pilek dan demam, kami akan memperpanjang masa isolasi sampai 13 hari," kata Pengelola sekaligus Penanggung Jawab Pasien Cik's Mansion, Ardian Saputra.
Konsumsi makanan tiga kali sehari difasilitasi oleh Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat dan Jaktour, BUMD DKI Jakarta bidang pariwisata.
Baca juga: Menyiasati problem orang tua di tengah pandemi, mengasuh dan WFH
Sementara untuk vitamin, pasien Cik's Mansion mendapat asupan dari Sudin Kesehatan Jakarta Pusat, serta donasi dari kitabisa.com.
Ketika kasus aktif di DKI Jakarta mencapai puncaknya pada Juli, pasien yang diisolasi di Cik's Mansion mencapai 65 orang, namun kini tinggal 30 orang.
Isoter swasta
Isolasi terpusat tidak hanya dilakukan oleh BUMD dan pemerintah, tetapi juga pihak swasta yang diinisiasi oleh AlfaCorp, kelompok perusahaan yang menaungi Alfamart, Alfamidi, DAN+DAN, Lawson, Alfaland, Omega Hotel Management, dan Universitas Bunda Mulia.
UBM Housing yang merupakan asrama Universitas Bunda Mulia (UBM Housing) kini menjadi area isolasi terkendali (isoter) pertama yang disiapkan oleh swasta di Provinsi DKI Jakarta.
Asrama di Jalan Lodan Nomor 2, Pademangan, Jakarta Utara, tersebut memiliki total 375 kamar yang akan digunakan untuk karyawan yang terpapar COVID-19, dengan daya tampung maksimal sekitar 600 pasien dengan status orang tanpa gejala dan gejala ringan.
Untuk kebutuhan konsumsi, AlfaCorp menyediakan fasilitas makan tiga kali sehari dari unit bisnis hotelnya serta dua unit ambulans yang siaga selama 24 jam apabila dibutuhkan.
Tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Hermina pun dikerahkan sebagai dokter jaga untuk melihat kondisi pasien secara berkala.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun hadir dalam peluncuran UMB Housing sebagai isolasi terpusat yang tentunya tidak dikenakan biaya kepada pasien.
Baca juga: Meniti perpanjangan PPKM, evaluasi dan perbaikan pelaksanaannya
Anies menilai bentuk penanganan pandemi sejatinya bersifat sebagai gerakan, bukan bersifat sebagai program.
Bersifat program itu artinya dikerjakan oleh pemerintah, direncanakan oleh pemerintah, dibiayai oleh pemerintah, dievaluasi oleh pemerintah.
Tapi gerakan adalah partisipasi dari seluruh komponen masyarakat untuk terlibat langsung, turun tangan mengambil peran di bidangnya sesuai dengan potensinya masing-masing.
Lokasi isolasi terpusat (isoter) UMB Housing akan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terpapar COVID-19, di luar lokasi isoter yang menjadi program masing-masing pemerintah kota di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Misalnya di Jakarta Timur, sudah ada Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang diprogram menjadi lokasi isolasi terkendali, di Jakarta Utara ada Rumah Susun Nagrak Cilincing, di Jakarta Pusat ada Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta Selatan ada Graha Wisata Ragunan, serta Rumah Susun Pasar Rumput yang masih belum sempat terpakai.
Ada pula lokasi isoter yang disiapkan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro di Kantor PT Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sejumlah Kantor milik Badan dan Kementerian yang berlokasi di DKI Jakarta pun ikut berpartisipasi dalam menyiapkan lokasi isoter bagi stafnya yang terpapar COVID-19.
"Kejaksaan (Agung) punya, Kementerian Perhubungan punya, Kementerian Pendidikan punya, Jadi mereka, jika ada staf di Kementerian-nya atau di Badan-nya yang mengalami COVID-19, perlu isolasi mandiri, kita siapkan," kata Anies.
Baca juga: Bertahan pada masa pandemi COVID-19 dengan ide disruptif
Pun, setiap Wali Kota diminta menyiapkan lokasi isoternya di kantornya masing-masing, seperti Kantor Wali Kota Jakarta Utara yang menyiapkan Balai Yos Sudarso sebagai lokasi isoter bersifat transit bagi pasien dengan kategori tanpa gejala COVID-19.
Namun, jumlah lokasi isoter yang bisa disiapkan oleh pemerintah, belum tentu sepadan dengan jumlah orang yang membutuhkan. Di banyak tempat malah kapasitas tempat isolasinya bisa lebih rendah dari jumlah orang yang melaksanakan isolasi terkendali.
Dengan kini kasus aktif DKI Jakarta yang turun signifikan menjadi 14.451 kasus per 5 Agustus 2021, pemerintah berupaya agar keterbatasan ruang untuk isolasi menjadi terulang kembali.
Kelangkaan oksigen
Selain ruang isolasi, puncak kasus COVID-19 di Jakarta pada bulan lalu juga membuat sebagian warga dihadapi dengan keterbatasan tabung oksigen.
Kebutuhan akan tabung dan isi ulang oksigen melonjak 10 kali lipat di Kawasan Koja, Jakarta Utara, begitu yang diutarakan Arios Aritonang, penjual tabung dan isi ulang yang sudah empat tahun berdagang.
Itu baru di satu kawasan. Di selatan Jakarta, warga rela antre puluhan meter demi isi ulang tabung oksigen. Alasannya beragam, ada yang memang membutuhkan karena anggota keluarga mengalami penurunan saturasi oksigen, ada juga yang sekadar berjaga-jaga.
Kondisi yang serba sulit ini ditangkap oleh Pemprov DKI Jakarta untuk menyediakan posko isi ulang oksigen di Kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Hingga saat ini, posko isi ulang masih memfasilitasi ketersediaan oksigen dengan menggandeng perusahaan plat merah, PT Krakatau Steel, yang memberikan bantuan pengisian ulang untuk 250 tabung oksigen bervolume 6 m³ pada 25 rumah sakit di Jakarta.
Baca juga: Ikhtiar menghadapi pandemi COVID-19 dari balik jeruji
Selain itu, baru-baru ini PT MRT Jakarta (Perseroda) juga menggalang dana melalui platform wecare.id untuk mendistribusikan 70 tabung oksigen untuk empat RSUD di DKI Jakarta.
Tidak hanya dari proyek tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), distribusi tabung oksigen juga berasal dari barang bukti atas kasus importasi dan permainan harga tabung oksigen yang diungkap oleh Polres Metro Jakarta Pusat
Setidaknya ada 138 tabung oksigen yang diserahkan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk disalurkan ke fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas.
Menurut Gubernur Anies Baswedan, sebagian besar rumah sakit di Jakarta saat ini sudah menggunakan tabung oksigen dengan instalasi permanen.
Oleh karenanya, tabung oksigen hasil barang bukti sitaan tersebut dapat dimanfaatkan pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah, lewat kendali Puskesmas setempat.
Kondisi pagebluk yang sudah mendera hampir dua tahun ini nyatanya turut mengembalikan sifat asli bangsa Indonesia: gotong royong.
Bukan soal pulihnya ekonomi, namun karena empati, seluruh pihak baik pengusaha hingga rakyat biasa, berupaya untuk menolong sesama agar saling bertahan hidup saat pandemi.
Baca juga: Tips memilih dan menggunakan masker dengan benar cegah penularan COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021