TNI AL Gugus Tempur Laut Komando Armada III melaksanakan latihan peran tempur bahaya udara di Pulau Bras Kepulauan Mapia yang merupakan pulau terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia wilayah Samudera Pasifik.
Panglima Komando Armada III Laksamana Muda TNI Irvansyah di Sorong, Selasa, mengatakan bahwa latihan tempur tersebut dilakukan pekan ini dengan melibatkan KRI R.E. Martadinata-331 dan Pesawat Patroli Maritim P-8303.
Dia menegaskan kepada unsur-unsur operasional Koarmada III agar senantiasa melaksanakan berbagai macam latihan peran tempur di wilayah operasi untuk mempertahankan dan meningkatkan naluri tempur prajurit.
Menurutnya, latihan peran tempur bahaya udara ini merupakan bagian “Operasi Garda Tirta-21” dibawah kendali Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada III, Laksma TNI Retiono Kunto tepatnya pada saat KRI R.E. Martadinata-331 bergerak patroli menuju salah satu pulau terluar NKRI di Samudera Pasifik yaitu Pulau Bras Kepulauan Mapia, yang berlokasi sekitar 206 km utara Kota Manokwari.
Dalam latihan tersebut, kata dia, KRI R.E. Martadinata-331 mengendalikan Pesud Patmar P-8303 menjalankan dua tugas, yaitu tugas pertama kerja sama taktis antara KRI dan pesud patmar. Secara teknis Pesud Patmar berperan sebagai kepanjangan mata KRI dengan memperbesar jarak jangkau deteksi dan identifikasi kontak-kontak permukaan.
Baca juga: Guspurla Koarmada III gelar serbuan vaksinasi COVID-19 di Pulau Selaru, terapkan Prokes
Kerja sama taktis KRI dan Pesud ini dilakukan untuk menyusun gambaran situasi permukaan seaktual mungkin, sehingga dapat diambil tindakan yang diperlukan dalam waktu yang memadai.
Dikatakan bahwa tugas kedua adalah latihan tempur, dimana pesud patmar P-8303 berperan sebagai sebagai simulasi musuh dan R.E. Martadinata-331 melaksanakan pertahanan udara. Latihan peran tempur bahaya udara ini dilakukan hingga tingkat akuisisi target dengan radar tracker STINGEO dan meriam 76 mm OSRG.
"Tujuannya untuk melatih kesiapsiagaan personel anak buak kapal perang dan pesawat udara TNI AL dalam menghadapi peperangan udara yang bersifat cepat dan menentukan," ujarnya.
Komandan KRI R.E. Martadinata-331 Kolonel Laut (P) Rasyid Al Hafiz yang memberikan keterangan terpisah, penampakan bawah kerja sama taktis dan latihan tempur tersebut penting dan rutin dilakukan oleh KRI R.E. Martadinata-331 bersama dengan unsur udara kawan lainnya, agar dapat terus mempertahankan kesiapan operasi dalam mendukung tugas-tugas TNI dan TNI AL.
Baca juga: KRI RE Martadinata latihan bersama KRI Bimasuci di Laut Arafuru, lindungi NKRI
Baca juga: VIDEO - KRI RE Martadinata tiba di Ambon, bersiap operasi pengamanan perbatasan Indonesia Timur
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Panglima Komando Armada III Laksamana Muda TNI Irvansyah di Sorong, Selasa, mengatakan bahwa latihan tempur tersebut dilakukan pekan ini dengan melibatkan KRI R.E. Martadinata-331 dan Pesawat Patroli Maritim P-8303.
Dia menegaskan kepada unsur-unsur operasional Koarmada III agar senantiasa melaksanakan berbagai macam latihan peran tempur di wilayah operasi untuk mempertahankan dan meningkatkan naluri tempur prajurit.
Menurutnya, latihan peran tempur bahaya udara ini merupakan bagian “Operasi Garda Tirta-21” dibawah kendali Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada III, Laksma TNI Retiono Kunto tepatnya pada saat KRI R.E. Martadinata-331 bergerak patroli menuju salah satu pulau terluar NKRI di Samudera Pasifik yaitu Pulau Bras Kepulauan Mapia, yang berlokasi sekitar 206 km utara Kota Manokwari.
Dalam latihan tersebut, kata dia, KRI R.E. Martadinata-331 mengendalikan Pesud Patmar P-8303 menjalankan dua tugas, yaitu tugas pertama kerja sama taktis antara KRI dan pesud patmar. Secara teknis Pesud Patmar berperan sebagai kepanjangan mata KRI dengan memperbesar jarak jangkau deteksi dan identifikasi kontak-kontak permukaan.
Baca juga: Guspurla Koarmada III gelar serbuan vaksinasi COVID-19 di Pulau Selaru, terapkan Prokes
Kerja sama taktis KRI dan Pesud ini dilakukan untuk menyusun gambaran situasi permukaan seaktual mungkin, sehingga dapat diambil tindakan yang diperlukan dalam waktu yang memadai.
Dikatakan bahwa tugas kedua adalah latihan tempur, dimana pesud patmar P-8303 berperan sebagai sebagai simulasi musuh dan R.E. Martadinata-331 melaksanakan pertahanan udara. Latihan peran tempur bahaya udara ini dilakukan hingga tingkat akuisisi target dengan radar tracker STINGEO dan meriam 76 mm OSRG.
"Tujuannya untuk melatih kesiapsiagaan personel anak buak kapal perang dan pesawat udara TNI AL dalam menghadapi peperangan udara yang bersifat cepat dan menentukan," ujarnya.
Komandan KRI R.E. Martadinata-331 Kolonel Laut (P) Rasyid Al Hafiz yang memberikan keterangan terpisah, penampakan bawah kerja sama taktis dan latihan tempur tersebut penting dan rutin dilakukan oleh KRI R.E. Martadinata-331 bersama dengan unsur udara kawan lainnya, agar dapat terus mempertahankan kesiapan operasi dalam mendukung tugas-tugas TNI dan TNI AL.
Baca juga: KRI RE Martadinata latihan bersama KRI Bimasuci di Laut Arafuru, lindungi NKRI
Baca juga: VIDEO - KRI RE Martadinata tiba di Ambon, bersiap operasi pengamanan perbatasan Indonesia Timur
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021