Program budidaya rumput laut yang digagas pemerintah kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara dinilai gagal karena lebih cenderung dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. "Kami meminta Pemkab Halteng bisa menggagas program pembudiyaan rumput laut secara berkesinambungan, apalagi potensi rumput laut di Halteng cukup menjanjikan dan belum dioptimalkan secara baik," kata Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pembangunan Daerah (ELSPD) Sutopo Abdulah di Ternate, Senin. Menurut Sutopo, Halteng sesungguhnya merupakan salah satu daerah di Malut yang pontesial untuk pembudidayaan rumput laut, hampir setiap bulan petani rumput laut di daerah ini bisa memproduksi 2-3 ton rumput laut dalam sekali panen. "Setidaknya ada empat wilayah yang cocok untuk dijadikan lokasi pembudidayaan rumput laut di Halteng, apalagi empat wilayah tersebut rata-rata memiliki kondisi laut yang sangat bagus," ujar Sutopo. Empat wilayah tersebut adalah kecamatan Weda Utara, Weda Selatan, Patani, Teluk Weda, dan Kecamatan Gebe. Tetapi, kata Sutopo, yang paling banyak pembudidayaan rumput laut berada di kecamatan Weda Selatan, ini mestinya menjadi perhatian pemkab setempat dalam mendukung masyarakat yang membudidayakan rumput laut tersebut. Ia mengungkapkan, selain menggagas program rumput laut, Pemkab Halteng harus membarenginya dengan program peningkatan kapasitas petani rumput laut secara berkala. Bahkan, Pemkab juga harus menggagas pemberian bantuan modal usaha untuk kelompok tani rumput laut. Dari data yang ada, banyak kelompok tani yang "mati suri" akibat rendahnya kualitas dan minimnya modal usaha. Dua faktor ini juga harus menjadi perhatian Pemkab Halteng, ungkapnya. Sementara itu, Bupati Halteng Al Yasin Ali ketika dikonfirmasi menyatakan bahwa Pemkab Halteng tetap mendukung pembudidayaan rumput laut di kabupaten itu, pasalnya saat ini Pemkab Halteng tengah menjajaki untuk mendatangkan investor rumput laut ke daerah itu.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011