Juru Bicara Liga Primer Indonesia (LPI) Abi Hasantoro menyatakan tidak ada klub sepak bola peserta kompetisi LPI yang dibiayai APBD. "Klub-klub itu didanai konsorsium pengusaha nasional. Tidak ada uang rakyat dan tidak ada dana APBD," katanya dalam diskusi mengenai politisasi sepak bola nasional di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat. Dia menyatakan, kucuran APBD di klub-klub sepak bola sangat merugikan rakyat, apalagi prestasi sepak bola nasional tidak membaik dan diwarnai kerusuhan penonton. "Itu merugikan rakyat. Pajak dari rakyat untuk membiayai pemain  asing. Kita tidak pakai uang rakyat dan APBD kok dimaki-maki," katanya. Dia menyatakan, LPI sebagai sebuah gebrakan seperti yang terjadi tahun 1998. Meski ada bisnis di balik penyelenggarakan kompetisi yang diselenggarakan LPI, namun orientasi LPI adalah prestasi . Menurut dia, potensi bisnis di LPI Rp3,3 triliun setahun, rata-rata Rp500 miliar perbulan. Kompetisi LPI telah didukung tiga stasiun televisi termasuk Indosiar dan Metrotv. "Ini bukti bahwa kompetisi LPI itu menghibur. Kelompok suporter tim yang kalah tidak marah, tidak rusuh. Mereka saling berangkulan," katanya. Dia menyatakan, pada awal penyelenggaraan kompetisi LPI pada 8,9, 10  Januari 2011 di Solo, Bojonegoro dan Surabaya, animo masyarakat lebih 100 persen dari kapasitas.  "Padahal mereka datang ke stadion itu harus  bayar. Ada industri kecil dan industri besar yang sudah bermitra dengan FIFA," katanya.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011