Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi suksesi kepemimpinan pada Keuskupan Amboina yang ditandai dengan Penahbisan Monsinyur Seno Ngutra sebagai uskup terpilih, oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Monsinyur (Mgr) Piero Pioppo, di Ambon, Sabtu malam.
"Atas nama pribadi dan pemerintah mengucapkan selamat kepada Uskup Keuskupan Amboina, Mgr Seno Ngutra. Selamat menjalankan amanah dan tugas pelayanan kepada umat Katolik di Ambon," kata Menag Yaqut saat menghadiri prosesi Penahbisan Uskup Amboina di Katedral Santo Fransiskus Xaverius Ambon.
Menag yang didampingi Plt Dirjen Bimas Katolik Kemenag, Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono mengajak uskup yang baru untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya memposisikan nilai-nilai agama sebagai inspirasi dan motivasi untuk terus berbuat kebaikan dan menumbuhkan toleransi.
Ditegaskan, setiap uskup yang ditahbiskan menjadi bagian bukan hanya jajaran para uskup di Indonesia, namun para uskup sedunia di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus yang bertanggungjawab terhadap seluruh gereja Katolik dan pengembalaannya.
Menag pun merasa bersyukur dan bangga karena pada Sabtu siang telah bertemu dengan Duta besar Vatikan untuk Indonesia (Nuncio Apostolik di Indonesia) Monsinyur Piero Pioppo serta para uskup dari 22 Keuskupan di Tanah Air yang dipusatkan di Katholik Center Ambon.
Terkait keberadaan Gereja Kathedral Santo Fransiskus Xaverius Ambon yang menjadi pusat Penahbisan Uskup Amboina, menurut Menag, merupakan tonggak sejarah awal gereja Katolik di Tanah Air.
Keindahan dan kemegahan gereja ini merupakan warisan budaya yang mengakar kepada spiritualitas dan tetap menjadi tempat pemersatu umat hingga kini.
Proses penahbisan juga menggambarkan komando tegak lurus dalam suksesi kepemimpinan Gereja Katolik yang menunjukkan soliditas umat Katolik dan kekuatannya untuk bersatu menumbuhkan semangat kerukunan dan toleransi.
Menteri juga mengajak umat Katolik dan para Uskup se-Indonesia untuk terus menjaga ketenangan dan kedamaian bangsa, karena Indonesia merupakan bangsa yang besar dan beragam, baik secara adat dan atau agama.
Ia menyatakan, sempat bertemu Paus Fransiskus di Vatikan pada tahun 2019. "Tahun 2019, Saya bertemu Paus di Vatikan. Beliau sangat hamble, tokoh agama yang lembut dan jernih hatinya. Kita semua harus terus berusaha menciptakan ketenangan dan kedamaian. Ini harus terus dilakukan karena Indonesia sangat beragam," tambah Menag Yaqut.
Menag Yaqut menyampaikan bahwa setiap orang harus dapat memberikan penghargaan dan penghormatan terhadap mereka yang memiliki keyakinan berbeda. "Atas nama pemerintah, saya minta kerjasama yang baik di kalangan umat Katolik. Saya senang hari ini bertemu dengan para Uskup," kata Menag.
Menag berharap, momen Penahbisan Uskup serta pertemuannya dengan para uskup se-Indonesia ini bisa menjadi daya ungkit bagi perdamaian Indonesia di masa mendatang. "Selamat Paskah bagi seluruh umat Katolik. Momentum Paskah tentu menjadi momentum sangat baik, agar kita berusaha kembali mendorong sikap yang semakin toleran antar umat beragama," tandasnya .
Dia menjelaskan, Kementerian Agama mencanangkan tahun 2022 sebagai tahun toleransi. Toleransi, katanya, hal yang niscaya di tengah keragaman bangsa. "Perbedaan kita adalah takdir, dan menjadi kekuatan untuk bisa melangkah bersama-sama menjaga Indonesia," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Atas nama pribadi dan pemerintah mengucapkan selamat kepada Uskup Keuskupan Amboina, Mgr Seno Ngutra. Selamat menjalankan amanah dan tugas pelayanan kepada umat Katolik di Ambon," kata Menag Yaqut saat menghadiri prosesi Penahbisan Uskup Amboina di Katedral Santo Fransiskus Xaverius Ambon.
Menag yang didampingi Plt Dirjen Bimas Katolik Kemenag, Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono mengajak uskup yang baru untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya memposisikan nilai-nilai agama sebagai inspirasi dan motivasi untuk terus berbuat kebaikan dan menumbuhkan toleransi.
Ditegaskan, setiap uskup yang ditahbiskan menjadi bagian bukan hanya jajaran para uskup di Indonesia, namun para uskup sedunia di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus yang bertanggungjawab terhadap seluruh gereja Katolik dan pengembalaannya.
Menag pun merasa bersyukur dan bangga karena pada Sabtu siang telah bertemu dengan Duta besar Vatikan untuk Indonesia (Nuncio Apostolik di Indonesia) Monsinyur Piero Pioppo serta para uskup dari 22 Keuskupan di Tanah Air yang dipusatkan di Katholik Center Ambon.
Terkait keberadaan Gereja Kathedral Santo Fransiskus Xaverius Ambon yang menjadi pusat Penahbisan Uskup Amboina, menurut Menag, merupakan tonggak sejarah awal gereja Katolik di Tanah Air.
Keindahan dan kemegahan gereja ini merupakan warisan budaya yang mengakar kepada spiritualitas dan tetap menjadi tempat pemersatu umat hingga kini.
Proses penahbisan juga menggambarkan komando tegak lurus dalam suksesi kepemimpinan Gereja Katolik yang menunjukkan soliditas umat Katolik dan kekuatannya untuk bersatu menumbuhkan semangat kerukunan dan toleransi.
Menteri juga mengajak umat Katolik dan para Uskup se-Indonesia untuk terus menjaga ketenangan dan kedamaian bangsa, karena Indonesia merupakan bangsa yang besar dan beragam, baik secara adat dan atau agama.
Ia menyatakan, sempat bertemu Paus Fransiskus di Vatikan pada tahun 2019. "Tahun 2019, Saya bertemu Paus di Vatikan. Beliau sangat hamble, tokoh agama yang lembut dan jernih hatinya. Kita semua harus terus berusaha menciptakan ketenangan dan kedamaian. Ini harus terus dilakukan karena Indonesia sangat beragam," tambah Menag Yaqut.
Menag Yaqut menyampaikan bahwa setiap orang harus dapat memberikan penghargaan dan penghormatan terhadap mereka yang memiliki keyakinan berbeda. "Atas nama pemerintah, saya minta kerjasama yang baik di kalangan umat Katolik. Saya senang hari ini bertemu dengan para Uskup," kata Menag.
Menag berharap, momen Penahbisan Uskup serta pertemuannya dengan para uskup se-Indonesia ini bisa menjadi daya ungkit bagi perdamaian Indonesia di masa mendatang. "Selamat Paskah bagi seluruh umat Katolik. Momentum Paskah tentu menjadi momentum sangat baik, agar kita berusaha kembali mendorong sikap yang semakin toleran antar umat beragama," tandasnya .
Dia menjelaskan, Kementerian Agama mencanangkan tahun 2022 sebagai tahun toleransi. Toleransi, katanya, hal yang niscaya di tengah keragaman bangsa. "Perbedaan kita adalah takdir, dan menjadi kekuatan untuk bisa melangkah bersama-sama menjaga Indonesia," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022