Objek wisata Benteng Amsterdam, yang terletak di Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, selalu menarik wisatawan untuk mengunjunginya, terutama karena nilai sejarahnya. 

Salah seorang pengelola Benteng Amsterdam, Damir Lating mengatakan, tempat wisata ini paling sering ramai dikunjungi warga setiap hari Minggu. kalau hari libur, apalagi hari Minggu, tidak hanya warga dari Maluku tengah saja, bahkan ada pengunjung dari Kota Ambon, hingga luar Kota Ambon. 

“Di sini sebenarnya selalu saja ada pengunjung. Tapi yang paling ramai itu, kalau hari libur. Itu banyak warga dari Ambon, bahkan ada yang jauh-jauh dari luar menyempatkan diri untuk berkunjung ke sini,” kata Damir Lating, di halaman Benteng Amsterdam, Minggu. 

Ia menyebutkan, pada hari libur, biasanya pengunjung bisa mencapai kurang lebih 80-100 orang yang datang silih berganti. Uniknya, mereka hanya meminta uang suka rela dari setiap warga yang masuk untuk ditaruh di kotak amal.

“Kalau uang masuk, kami pake kotak amal. Jadi uang yang ada di dalam kotak ini, juga akan digunakan untuk memperbaiki apa saja yang rusak, di Benteng Amsterdam ini,” ujarnya. 

Baca juga: BPCP Ternate Pugar Benteng Amsterdam

Ia mengaku, kalau di hari biasa, per hari pendapatannya hanya 100-200 ribu saja. Sementara kalau pada hari libur, mereka bisa mendapatkan Rp. 500 ribu lebih. 

“Pengunjung biasanya datang itu lebih banyak untuk sekadar duduk santai menikmati matahari tenggelam, tapi ada juga yang tertarik untuk bertanya soal sejarahnya,” pungkas Damir. 

Untuk diketahui, Bangunan utama dari Benteng Amsterdam pertama kali dibangun oleh Portugis yang dipimpin oleh Fransisco Serrao Tahun 1512 dan dijadikan sebagai Loji perdagangan.

Kemudian setelah bangsa Belanda menguasai pulau Ambon pada tahun 1605 mereka mengambil alih bangunan Loji tersebut dan mengubahnya menjadi kubu pertahanan.

Baca juga: PLN dukung pariwisata Pulau Magaliho di Maluku Utara, dorong electrifying tourism

Belanda mengubah Loji menjadi kubu pertahanan disebabkan oleh pertempuran antara bangsa Belanda dengan Kerajaan Hitu yang dipimpin oleh Kapitan Kakialy dkk pada tahun 1633-1654. 

Maka oleh Gubernur Jenderal Belanda Jaan Ottens tahun 1637 mengubahnya menjadi kubu pertahanan, kemudian diperbesar oleh Gerrad Demmer pada tahun 1642, dilanjutkan kembali pembangunannya oleh Gubernur Jenderal Anthony Caan tahun 1649, dan akhirnya diselesaikan pembangunannya oleh tokoh antagonis dimata orang  Ambon dan Lease yaitu Arnold De Vlaming Van Ouds Hoorn pada tahun 1649-1656 dan menamakannya Benteng Amsterdam.

Baca juga: KNPI ajak pemuda Maluku Utara majukan pariwisata

Benteng ini ditinggalkan oleh bangsa Belanda pada awal 1900 dalam keadaan rusak dan telah ditumbuhi sebatang pohon beringin besar sebelum dipugar kembali oleh departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kantor Wilayah Propinsi Maluku, mulai bulan Juli Tahun 1991 hingga bulan Maret tahun 1994.

Baca juga: Negeri Rutong Ambon masuk 10 besar penghargaan API 2022

Pewarta: Winda Herman

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022