Dinas Pertanian Provinsi Maluku mengerahkan tim petugas untuk memeriksa kelayakan kesehatan hewan kurban yang diperjualbelikan untuk Idul Adha 1443 Hijriah.
Petugas mendatangi langsung para peternak dan penjual di sejumlah lokasi di Kota Ambon, Senin. Sejauh ini pemeriksaan terhadap hewan kurban dinyatakan sudah memenuhi persyaratan.
"Artinya dari ukuran besar sapi juga cukup, dari unsur kesehatan juga tidak ada gejala yang menunjukkan hewan ini sakit, semuanya sehat, kemudian dari indikasi penyakit kuku dan mulut (PMK) yang sekarang ini terjadi di beberapa daerah juga tidak ada, semuanya sehat," kata Zamat Umarella, salah satu petugas lapangan bersama dua petugas lainnya dari Dinas Pertanian Provinsi Maluku saat melakukan pemantauan di lokasi penjualan di Desa Kate-kate, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon.
Zamat mengatakan, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku Ilham Tauda juga sudah memberikan keterangan beberapa hari lalu bahwa Maluku masih masuk dalam kawasan zona hijau penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Dengan begitu, sapi-sapi yang dalam pantauan sekarang ini dinilai layak untuk dijual sebagai hewan kurban.
"Hari ini kami akan terus melakukan pemantauan ke beberapa lokasi yang lain lagi untuk memastikan hewan-hewan kurban ini layak di jual, hal ini disebabkan sudah ada laporan dari penjual bahwa hingga hari ini sudah ada sekitar 30 hingga 35 ekor sapi yang sudah dibeli bahkan sudah ada pesanan lagi," ujarnya.
Sesuai jadwal, pekan depan Tim pemantauan dan pengawasan dari Dinas Pertanian Provinsi Maluku akan melakukan pemantauan guna memastikan lagi sebelum perayaan hari raya kurban.
Syarifudin, peternak sekaligus pedagang, mengatakan bahwa sapi-sapi yang dijual ini didatangkan dari Pulau Seram, tepatnya dari Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Dia mengatakan, bersama temannya sudah dua minggu berada di daerah Kate-kate, Kota Ambon, dengan membawa 85 ekor sapi.
Menurut dia, sampai hari ini sudah sebanyak 35 ekor yang terjual dengan harga yang berbeda-beda sesuai ukuran yakni mulai dari Rp10 juta hingga Rp18 juta per ekor. Sedangkan kalau kambing dipatok harga mulai Rp2,5 juta hingga Rp3,5 juta per ekor.
"Dalam satu hari bisa mencapai enam hingga tujuh ekor sapi yang terjual, dan kebanyakan pembeli itu perorangan. Kalau instansi pemerintah atau perusahaan belum terlalu baru satu dua saja," ujarnya.
Baca juga: Maluku zona hijau penyebaran penyakit mulut dan kuku
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
Petugas mendatangi langsung para peternak dan penjual di sejumlah lokasi di Kota Ambon, Senin. Sejauh ini pemeriksaan terhadap hewan kurban dinyatakan sudah memenuhi persyaratan.
"Artinya dari ukuran besar sapi juga cukup, dari unsur kesehatan juga tidak ada gejala yang menunjukkan hewan ini sakit, semuanya sehat, kemudian dari indikasi penyakit kuku dan mulut (PMK) yang sekarang ini terjadi di beberapa daerah juga tidak ada, semuanya sehat," kata Zamat Umarella, salah satu petugas lapangan bersama dua petugas lainnya dari Dinas Pertanian Provinsi Maluku saat melakukan pemantauan di lokasi penjualan di Desa Kate-kate, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon.
Zamat mengatakan, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku Ilham Tauda juga sudah memberikan keterangan beberapa hari lalu bahwa Maluku masih masuk dalam kawasan zona hijau penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Dengan begitu, sapi-sapi yang dalam pantauan sekarang ini dinilai layak untuk dijual sebagai hewan kurban.
"Hari ini kami akan terus melakukan pemantauan ke beberapa lokasi yang lain lagi untuk memastikan hewan-hewan kurban ini layak di jual, hal ini disebabkan sudah ada laporan dari penjual bahwa hingga hari ini sudah ada sekitar 30 hingga 35 ekor sapi yang sudah dibeli bahkan sudah ada pesanan lagi," ujarnya.
Sesuai jadwal, pekan depan Tim pemantauan dan pengawasan dari Dinas Pertanian Provinsi Maluku akan melakukan pemantauan guna memastikan lagi sebelum perayaan hari raya kurban.
Syarifudin, peternak sekaligus pedagang, mengatakan bahwa sapi-sapi yang dijual ini didatangkan dari Pulau Seram, tepatnya dari Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Dia mengatakan, bersama temannya sudah dua minggu berada di daerah Kate-kate, Kota Ambon, dengan membawa 85 ekor sapi.
Menurut dia, sampai hari ini sudah sebanyak 35 ekor yang terjual dengan harga yang berbeda-beda sesuai ukuran yakni mulai dari Rp10 juta hingga Rp18 juta per ekor. Sedangkan kalau kambing dipatok harga mulai Rp2,5 juta hingga Rp3,5 juta per ekor.
"Dalam satu hari bisa mencapai enam hingga tujuh ekor sapi yang terjual, dan kebanyakan pembeli itu perorangan. Kalau instansi pemerintah atau perusahaan belum terlalu baru satu dua saja," ujarnya.
Baca juga: Maluku zona hijau penyebaran penyakit mulut dan kuku
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022