Pemerintah kabupaten dan kota di Provinsi Maluku Utara diminta untuk mengawasi harga obat di sejumlah pasaran, meskipun harga ditentukan melalui mekanisme pasar. Ketua Umum Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD-IAI) Provinsi Maluku Utara, Rachmat Sudin di Ternate, Senin, mengatakan harga obat yang dijual harus diawasi oleh pemerintah di kabupaten/kota, sehingga harganya bisa dijangkau oleh masyarakat. "Obat itu sesungguhnya telah diberi harga oleh insan kesehatan, sehingga pemerintah di Malut dapat mengontrol obat yang dipasarkan," katanya. Menurutnya, terlebih untuk obat generik, harganya ditentukan dari pusat,  maka masyarakat dan pengusaha harus patuh terhadap harga-harga obat tersebut. Para pedagang obat, kata Rachmat, harus dapat memberikan obat secara rasional, sehingga tidak menimbulkan resistensi dan dampak buruk dari obat-obatan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Sementara itu, pemerintah di kabupaten/kota di Malut juga mengakui kekurangan  tenaga farmasi dalam melaksanakan program pelayanan kesehatan yang murah kepada masyarakat. Sekkot Ternate, Isnain H Ibrahim ketika dikonfirmasi mengatakan, saat ini pihaknya membutuhkan tenaga farmasi yang nantinya ditugaskan di sejumlah puskesmas di Kota Ternate. Menurut dia, adanya keinginan agar pemerintah di kabupaten/kota di Malut mengawasi peredaran obat di masyarakat sangat direspon, akan tetapi, tenaga apoteker saat ini masih kurang. Selain itu, banyak masyarakat belum memahami sepenuhnya peran farmasi atau apoteker dalam menyiapkan dan menyediakan berbagai kebutuhan obat. Peran tenaga farmasi, kata Isnain, hingga kini sangat dibutuhkan, terutama di puskesmas yang ada di Kota Ternate, karena tenaganya sangat minim, padahal jumlah pengguna obat di puskesmas sangat banyak, terutama dari kalangan masyarakat yang kurang mampu dan miskin. "Kami mengharapkan peran apoteker bukan saja di tempat praktik  atau RSU semata, akan tetapi bisa menyentuh sampai ke puskesmas. Sementara dalam pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan obat, baik distribusi atau penggunaan obat, selama ini dilaksanakan bukan oleh apoteker," ujarnya.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011