Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri bercerita saat bapaknya, Presiden Pertama RI Soekarno, menyebut anggota Nahdlatul Ulama (NU) atau kalangan Nahdliyin sebagai pejuang.
Cerita itu disampaikan Megawati saat mewakili keluarga menerima penghargaan NU yang ditujukan bagi Soekarno dalam rangkaian perayaan HUT 1 Abad NU di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Selasa (31/1) malam.
“Cerita masa kecil saya. Kami sebagai anak Presiden itu diajari sopan santun dalam berpakaian. Selalu kalau ada tamu harus rapi, dan kalau ada tamu ingin bertemu Bapak (Soekarno), tidak boleh dikatakan jangan (masuk), jadi boleh masuk,” ujar Megawati mengawali ceritanya.
Pada saat itu, kata Mega, ada pengalaman yang menurutnya luar biasa, ketika datang sebuah rombongan memakai baju koko, sarung, dan memakai sandal ingin menemui Bung Karno.
Baca juga: Megawati singgung soal etika profesionalisme media massa di Indonesia
Saat itu Mega ingat bahwa berdasarkan pelajaran sopan santun yang diajarkan orang tuanya, jika ingin bertamu ke rumah orang harus rapi dan tidak menggunakan sandal.
“Jadi saya masih kira-kira SD. Saya minta ketemu Bapak saya karena mau protes (protes mengapa Soekarno menerima tamu bersandal). Jadi saya bisik-bisik kepada beliau, ‘katanya kalau terima tamu pakaiannya mesti rapi, itu tamu bapak kenapa nggak pakai sepatu?’,” protes Mega kepada Soekarno.
Menurut Mega, Bung Karno saat itu bingung sehingga meminta Mega diam.
“Karena saya memang katanya agak cerewet. (Bapak bilang) ‘Nanti kamu keluar dulu, bapak terangkan’. Saya keluar. Saya tagih (penjelasan) ketika sudah selesai menerima tamu tersebut. Beliau bilang ‘lain kali jangan ngomong gitu, kalau kedengaran tidak sopan’,” ujar Mega menceritakan percakapannya dengan Bung Karno.
Mega kemudian protes lagi kepada Bung Karno. “‘Diajarinya pakai sepatu. Itu kenapa pakai sandal semua?’ Pakai sendal jepit kulit gitu kan”.
Baca juga: Pengamat sebut isi pidato Megawati tidak kerdilkan posisi Presiden Jokowi
Pada saat itulah Bung Karno mengatakan kepada Megawati bahwa orang-orang bersandal yang datang itu adalah pejuang dari kalangan NU.
“Bapak saya bilang itu pejuang. Kami dari kecil selalu mendengar kata pejuang. ‘Mengapa?’ saya tanya. (Bapak bilang) ’Iya itu dari kalangan NU’," ujar Mega.
"Jadi mohon maaf, seperti Pak Ma’ruf segala, saya sudah nggak pangling karena sudah dari dulu saya tahu, tamu yang tidak bersepatu itu sudah pasti adalah orang dari kalangan NU. Mohon maaf,” ujar Mega diikuti tawa seluruh tokoh NU yang hadir.
Pada kesempatan itu NU memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh nasional, kader NU hingga tokoh internasional yang berjasa membesarkan NU.
Turut hadir pada kesempatan itu sejumlah tokoh, antara lain Wapres Ma'ruf Amin, jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju, para duta besar negara sahabat, termasuk Ibu Negara Keempat yang merupakan Istri presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Shinta Nuriyah Wahid dan putrinya Yenny Wahid.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Megawati cerita saat Presiden Soekarno sebut kalangan NU pejuang
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023