Promotor tinju Raja Sapta Oktohari mencetak 3.440 lembar tiket untuk pertarungan pemegang gelar Super Champions kelas bulu WBA Chris John melawan penantangnya Daud "Cino" Yordan di Jakarta, 17 April 2011. Ketua Bidang Media dan Promosi Promotor pertarungan kedua petinju, Fathan Rangkuti ketika dihubungi dari Semarang, Senin, mengatakan jumlah tersebut terdiri atas tiket untuk tribune sebanyak 2.800 lembar dijual seharga Rp200 ribu per lembar. Kemudian, kata dia, untuk "round table" sebanyak 80 meja (masing-masing meja terdiri atas delapan orang) dicetak sebanyak 640 lembar dan dijual dengan harga Rp3 juta per orang. Ketika ditanya target tiket yang terjual pada pertarungan kedua petinju tersebut, dia mengatakan, dengan belajar dari pengalaman saat menggelar pertarungan antara Chris John melawan Fernando Saucedo di Jakarta beberapa waktu lalu terjual 95 persen dari tiket yang dicetak. "Untuk pertarungan Chris John melawan petinju asal Kalimantan Barat (Daud Yordan), kita targetkan 90 hingga 95 persen tiket yang kita cetak bisa terjual," katanya menegaskan. Menyinggung sejauh mana upaya untuk mendatangkan mantan juara dunia kelas berat, Mike Tyson, di Kemayoran, Jakarta mendatang, dia mengatakan, prmotor masih terus melakukan negosiasi dengan manajemen Mike Tyson. "Kita terus melakukan negosiasi dengan manajemen Mike Tyson untuk datang ke Jakarta pada pertarungan Chris John melawan Yordan," katanya. Kalau jadwalnya bentrok dengan kegiatan Mike Tyson, kata dia, tentunya akan ada pemberitahuan lebih lanjut. "Yang jelas kami tetap pada komitmen awal yaitu mendatangkan Mike Tyson ke Indonesia," katanya. Tetapi, lanjut dia, yang terpenting sebenarnya bukan itu tetapi pertarungan antara Chris John melawan Daud Yordan karena setelah pertarungan itu tentunya mereka memiliki rencana ke depan untuk pertarungan berikutnya. "Jika Chris John menang tentunya akan memiliki rencana untuk pertarungan mendatang, begitu pula dengan Daud Yordan sudah pasti punya rencana berikutnya," katanya menegaskan.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011