Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu berpeluang bergerak variatif seiring dengan perkiraan bahwa inflasi dalam negeri pada Februari 2023 akan turun.
IHSG dibuka menguat 29,89 poin atau 0,44 persen ke posisi 6.873,1.Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 5,56 poin atau 0,59 persen ke posisi 948,5.
"Sentimen pasar hari ini diperkirakan variatif. Pasar akan bersiap menyambut rilis data inflasi Februari. Berdasarkan konsensus, inflasi diperkirakan sebesar 0,11 persen month to month (mtm), lebih rendah dari 0,34 persen mtm pada Januari," tulis Tim Riset Surya Fajar Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Baca juga: IHSG berpotensi melonjak ditopang kenaikan harga komoditas
Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan inflasi Februari 2023 pada hari ini, yang mana konsensus memperkirakan akan turun menjadi 0,11 persen mtm, lebih rendah dari 0,34 persen mtm pada Januari 2023.
Perlambatan inflasi berpotensi memberikan katalis positif bagi pasar saham Indonesia.
Di sisi lain, pasar tertekan oleh keputusan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menaikkan suku bunga penjaminan simpanan sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen.
Selain itu, pasar juga tertekan oleh keputusan pemerintah menaikkan harga Pertamax untuk wilayah Jabodetabek.
Baca juga: IHSG diperkirakan variatif seiring kondisi APBN yang sehat
IHSG dibuka menguat 29,89 poin atau 0,44 persen ke posisi 6.873,1.Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 5,56 poin atau 0,59 persen ke posisi 948,5.
"Sentimen pasar hari ini diperkirakan variatif. Pasar akan bersiap menyambut rilis data inflasi Februari. Berdasarkan konsensus, inflasi diperkirakan sebesar 0,11 persen month to month (mtm), lebih rendah dari 0,34 persen mtm pada Januari," tulis Tim Riset Surya Fajar Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Baca juga: IHSG berpotensi melonjak ditopang kenaikan harga komoditas
Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan inflasi Februari 2023 pada hari ini, yang mana konsensus memperkirakan akan turun menjadi 0,11 persen mtm, lebih rendah dari 0,34 persen mtm pada Januari 2023.
Perlambatan inflasi berpotensi memberikan katalis positif bagi pasar saham Indonesia.
Di sisi lain, pasar tertekan oleh keputusan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menaikkan suku bunga penjaminan simpanan sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen.
Selain itu, pasar juga tertekan oleh keputusan pemerintah menaikkan harga Pertamax untuk wilayah Jabodetabek.
Baca juga: IHSG diperkirakan variatif seiring kondisi APBN yang sehat
Sementara itu, Bursa Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan tadi malam. Pasar masih ditekan oleh kekhawatiran terhadap potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed. Apalagi tren kenaikan yield government bond AS juga masih terus berlangsung.
Bursa Eropa ditutup melemah pada perdagangan kemarin. Pasar mencerna beberapa data baru, kebijakan suku bunga serta beberapa berita korporasi.
Secara teknikal, IHSG membentuk Hanging Man pullback pada level 6870 yang merupakan resistance konsolidasi dan berpeluang memberikan sinyal pelemahan. IHSG berpotensi bergerak melemah pada level support 6.830 dan level resistance 6.920.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 13,69 poin atau 0,05 persen ke 27.431,9, indeks Hang Seng menguat 411,26 poin atau 2,08 persen ke 20.197,1, indeks Shanghai naik 13,1 poin atau 0,40 persen ke 3.292,7, dan indeks Straits Times menguat 3,56 poin atau 0,11 persen ke 3.266,1.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG berpeluang variatif seiring perkiraan inflasi domestik turun
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023