Praktisi ekonomi Maluku Akbar Sulaiman menyarankan investasi reksadana bagi kalangan milenial di Maluku untuk mencapai kemandirian ekonomi dan belajar mengelola keuangan.
"Menurut saya untuk mahasiswa atau pekerja muda di Maluku paling cocok reksadana ya," ujarnya di Ambon, Jumat.
Branch Manager Bank Muamalat cabang Ambon itu menuturkan investasi di reksadana cocok bagi para investor yang memiliki banyak keterbatasan, seperti waktu terbatas, dana terbatas, informasi terbatas, dan pengetahuan investasi yang terbatas.
"Di samping itu instrumen ini juga mampu mengurangi risiko investasi karena disebarkan pada berbagai produk investasi. Tetapi bukan berarti reksadana bebas risiko. Untuk itu, investor tetap perlu mempelajari berbagai risiko produk ini," kata dia menjelaskan.
Produk reksadana disebut juga sebagai produk investasi yang paling sesuai dengan pepatah di dunia investasi, yaitu "Don’t put all eggs in one basket" atau jangan menyimpan telur dalam satu keranjang.
Selain reksadana Akbar juga menyarankan agar milenial memilih investasi sukuk untuk mencapai kemandirian ekonomi.
Sukuk adalah surat berharga yang merepresentasikan kepemilikan aset oleh investor lewat penerbitan surat utang dengan berbasiskan syariah.
Sukuk bisa diterbitkan oleh negara, perusahaan BUMN, maupun swasta.
Itu sebabnya, sukuk sering disebut sebagai obligasi syariah. Secara sederhana, obligasi negara dikategorikan menjadi dua bagian yaitu obligasi konvensional dan obligasi syariah.
Akbar menuturkan tentunya segala bentuk investasi tersebut bisa membantu dalam kemandirian ekonomi apabila seseorang mampu menyisihkan pemasukan yang dimilikinya.
Untuk itu seseorang harus dapat memetakan terlebih dahulu antara keinginan dan kebutuhan berdasarkan pemasukan yang dimilikinya.
"Pada dasarnya kita sendiri harus tau apa yang jadi keinginan dan kebutuhan kita serta kebutuhan yang akan datang, oleh sebab itu harus ada dana yang disimpan atau diinvestasikan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Menurut saya untuk mahasiswa atau pekerja muda di Maluku paling cocok reksadana ya," ujarnya di Ambon, Jumat.
Branch Manager Bank Muamalat cabang Ambon itu menuturkan investasi di reksadana cocok bagi para investor yang memiliki banyak keterbatasan, seperti waktu terbatas, dana terbatas, informasi terbatas, dan pengetahuan investasi yang terbatas.
"Di samping itu instrumen ini juga mampu mengurangi risiko investasi karena disebarkan pada berbagai produk investasi. Tetapi bukan berarti reksadana bebas risiko. Untuk itu, investor tetap perlu mempelajari berbagai risiko produk ini," kata dia menjelaskan.
Produk reksadana disebut juga sebagai produk investasi yang paling sesuai dengan pepatah di dunia investasi, yaitu "Don’t put all eggs in one basket" atau jangan menyimpan telur dalam satu keranjang.
Selain reksadana Akbar juga menyarankan agar milenial memilih investasi sukuk untuk mencapai kemandirian ekonomi.
Sukuk adalah surat berharga yang merepresentasikan kepemilikan aset oleh investor lewat penerbitan surat utang dengan berbasiskan syariah.
Sukuk bisa diterbitkan oleh negara, perusahaan BUMN, maupun swasta.
Itu sebabnya, sukuk sering disebut sebagai obligasi syariah. Secara sederhana, obligasi negara dikategorikan menjadi dua bagian yaitu obligasi konvensional dan obligasi syariah.
Akbar menuturkan tentunya segala bentuk investasi tersebut bisa membantu dalam kemandirian ekonomi apabila seseorang mampu menyisihkan pemasukan yang dimilikinya.
Untuk itu seseorang harus dapat memetakan terlebih dahulu antara keinginan dan kebutuhan berdasarkan pemasukan yang dimilikinya.
"Pada dasarnya kita sendiri harus tau apa yang jadi keinginan dan kebutuhan kita serta kebutuhan yang akan datang, oleh sebab itu harus ada dana yang disimpan atau diinvestasikan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023