Ambon (Antara Maluku) - Nakhoda speedboat "Inarissa" yang tenggelam dalam pelayaran dari Pelabuhan Tulehu, Pulau Ambon, Maluku Tengah - Kamariang, Pulau Seram, Seram Bagian Barat pada Sabtu (21/1) siang, Jerry Sahetapy, telah dimintai keterangan mengenai penyebab musibah laut tersebut.
Kapolsek Kairatu, Seram Bagian Barat, Iptu Pol. Yanni Parinussa, ketika dikonfirmasi, Minggu, mengatakan, permintaan keterangan telah dilakukan sejak Sabtu (21/10 malam dan nahkoda menjelaskan bahwa speedboat tersebut tenggelam karena dihantam gelombang tinggi.
"Saat itu speedboat dalam posisi sekitar perairan Pulau Pombo, tiba - tiba gelombang tinggi menghantam transportasi laut cepat tersebut sehingga bodinya pecah, selanjutnya tenggelam," ujarnya.
Speedboat naas tersebut mengangkut 20 penumpang, termasuk nahkoda dan anak tiga buah kapal (abk) serta 19 pengguna jasa armada cepat tersebut.
Kapolsek mengakui pencarian bersama tim SAR maupun masyarakat pesisir, baik di pulau Seram, pulau Ambon dan Haruku masih terus dilakukan terhadap tujuh dari sembilan korban yang dinyatakan hilang.
Pencarian pada Minggu dinihari hingga siang telah berhasil menemukan dua orang dalam kondisi meninggal adalah Endo Pariama (2) dan Ny. Opi Tuarissa.
Jenazah kedua korban telah dievakuasi ke RSU Tulehu untuk dilakukan diotopsi, setelah itu akan diserahkan kepada keluarganya.
Sedangkan tujuh lainnya masih dilakukan pencarian oleh tim SAR dengan menggunakan sejumlah kapal, termasuk KM. Siwalima yang dikerahkan Pemprov Maluku.
Lokasi pencarian selain masih dipusatkan di sekitar lokasi kejadian yakni di perairan Pulau Pombo, tim SAR juga mulai memperluasnya ke arah perairan di sekitar Desa Liang dan ke arah pesisir Pulau Haruku, karena dikhawatirkan jenazah para korban terbawa arus dan gelombang.
Pantauan ANTARA dari Pelabuhan Tulehu, terlihat sejumlah speed boat hilir mudik di sekitar perairan Pulau Pombo untuk melakukan pencarian, kendati angin barat bertiup kencang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012
Kapolsek Kairatu, Seram Bagian Barat, Iptu Pol. Yanni Parinussa, ketika dikonfirmasi, Minggu, mengatakan, permintaan keterangan telah dilakukan sejak Sabtu (21/10 malam dan nahkoda menjelaskan bahwa speedboat tersebut tenggelam karena dihantam gelombang tinggi.
"Saat itu speedboat dalam posisi sekitar perairan Pulau Pombo, tiba - tiba gelombang tinggi menghantam transportasi laut cepat tersebut sehingga bodinya pecah, selanjutnya tenggelam," ujarnya.
Speedboat naas tersebut mengangkut 20 penumpang, termasuk nahkoda dan anak tiga buah kapal (abk) serta 19 pengguna jasa armada cepat tersebut.
Kapolsek mengakui pencarian bersama tim SAR maupun masyarakat pesisir, baik di pulau Seram, pulau Ambon dan Haruku masih terus dilakukan terhadap tujuh dari sembilan korban yang dinyatakan hilang.
Pencarian pada Minggu dinihari hingga siang telah berhasil menemukan dua orang dalam kondisi meninggal adalah Endo Pariama (2) dan Ny. Opi Tuarissa.
Jenazah kedua korban telah dievakuasi ke RSU Tulehu untuk dilakukan diotopsi, setelah itu akan diserahkan kepada keluarganya.
Sedangkan tujuh lainnya masih dilakukan pencarian oleh tim SAR dengan menggunakan sejumlah kapal, termasuk KM. Siwalima yang dikerahkan Pemprov Maluku.
Lokasi pencarian selain masih dipusatkan di sekitar lokasi kejadian yakni di perairan Pulau Pombo, tim SAR juga mulai memperluasnya ke arah perairan di sekitar Desa Liang dan ke arah pesisir Pulau Haruku, karena dikhawatirkan jenazah para korban terbawa arus dan gelombang.
Pantauan ANTARA dari Pelabuhan Tulehu, terlihat sejumlah speed boat hilir mudik di sekitar perairan Pulau Pombo untuk melakukan pencarian, kendati angin barat bertiup kencang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012