Ambon (Antara Maluku) - Kapolda Maluku Birgjen Polisi Syarief Gunawan menegaskan, polisi akan gencar melakukan razia terhadap masyarakat di sejumlah kawasan tertentu menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Maluku Tengah April 2012.

"Razia ini tidak saja dipusatkan di Negeri Porti dan Haria, Kecamatan Saparua tapi juga di Negeri Pelauw, kecamatan Haruku yang sudah terjadi bentorak internal antarmarga sejak beberapa hari lalu dan kembali terjadi hari ini hingga menimbulkan korban jiwa dan pembakaran rumah penduduk," kata Kapolda di Ambon, Sabtu.

Kapolda Syarief Gunawan sejak awal telah memprediksikan adanya kemungkinan bentrokan antar warga pada beberapa kecamatan di wilayah administratif Kabupaten Maluku Tengah seperti bentrok internal masyarakat Pelauw, Portho-Haria dan kawasan Elpaputih yang menjadi sengketa perbatasan wilayah Kabupaten Maluku Tengah dengan Kabupaten Seram Bagian Barat.

"Dalam rapat kerja dengan pimpinan dewan dan ketua-ketua fraksi maupun komisi di DPRD Maluku Kamis (9/1) malam, prediksi ini sudah kami paparkan termasuk penjelasan perkembangan kamtibmas secara umum di Maluku jelang pelaksanaan MTQ tingkat nasional ke-XXIV di Kota Ambon Juni mendatang," katanya.

Polda berharap, dalam tahun ini indikasi bentrokan massa akibat fanatisme sempit kedaerahan atau kelompok dan agama yang potensi pemicunya bisa berupa penganiayaan, pelemparan dengan batu, mabuk atau juga kecelakaan lalu lintas bisa ditangani.

Begitu pula sengketa tanah dan masalah adat, termasuk memasuki tanggal 25 April yang seringkali dipicu pengibaran bendera separatis RMS yang juga menjadi perhatian pemerintah pusat, serta rencana pelantikan Bupati di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) yang sampai saat ini belum ada keputusannya.

Kapolda menjelaskan, ada penggolongan dari kualitas kejahatan sesuai data kriminalitas Polda Maluku yang timbul selama 2010 dan dibanding tahun 2011 seperti kejahatan jenis konvensional, transnasional dan kejahatan yang berimpilkasi kontijensi.

Misalnya tahun 2010 terdapat 2.997 kasus kejahatan turun menjadi 2.957 tahun lalu. Sedangkan kejahatan konvensional pada tahun 2011, yang cukup signifikan adalah berkaitan dengan penganiayaan sebanyak 745 kasus ditambah sejumlah kasus pencurian dan kejahatan lainnya.

Dari 2.851 kasus yang muncul pada tahun 2011, 736 kasus diantaranya baru diselesaikan oleh aparat kepolisian.

"Untuk kasus yang berimplikasi pada kontijensi, kalau dilihat dari jenisnya adalah bentrok antarwarga desa, kelompok pendukung dan simpatisan di pilkada seperti sekarang ini yang sedang kami antisipiasi di Porto-Haria akibat permasalahannya tapal batas dan sasi adat," katanya.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012