Ambon (Antara Maluku) - Uni Eropa melaui lembaga swadaya masyarakat (LSM) Hivos dan Jaringan Baoleo Maluku membantu pembangunan rumah 50 kepala keluarga (KK) Desa Kayeli, Kabupaten Buru yang mengungsi dan menetap di Kota Ambon.

Project Officer Uni Eropa yang membidangi rekonstruksi paska bencana, Vebry Muanmar, di Ambon, Rabu, membenarkan bantuan berupa bahan bangunan rumah itu akan diberikan kepada 50 KK warga kayeli yang saat ini telah menetap di desa Nusaniwe, dusun Airlow, kecamaan Nusaniwe - Ambon.

"Jatah untuk satu lokasi yakni sebanyak 50 unit rumah. Bantuan tersebut akan ditangani Jaringan Baeloe Maluku dan Hivos yang telah dipercayakan untuk mengelolanya," Vebry saat berkunjung dan bertatap muka dengan warga Kayeli di dusun Airlow.

Menurut dia secara keseluruhan Uni Eropa akan membantu pembangunan 500 unit rumah warga di 10 lokasi baik di kota Ambon maupun kabupaten lainnya di Maluku.

"Bantuan Uni Eropa untuk Maluku tahun 2012 sebesar dua juta Euro guna membiayai sejumlah program diantaranya pembangunan rumah eks pengungsi 1999, pemberdayaan ibu rumah tangga, air bersih dan sanitasi. Kami berharap bantuan ini bermanfaat bagi masyarakat terutama dalam upaya memperbaiki kualitas hidup menjadi lebih baik," kata Vebry.

Sedangkan Direktur Jaringan Baeleo Maluku, Junus Ukru, membenarkan pihaknya akan menyalurkan bahan material rumah untuk 50 kk warga Kayeli, sedangkan pembangunannya dilakukan secara swadaya.

"Kami hanya menyalurkan materialnya dan tidak membangun rumah. Masyarakat yang akan membangun secara swadaya sesuai dengan kebutuhan mereka," katanya.

Selain bantuan bahan material rumah Uni Eropa juga membantu sejumlah infrastruktur yang menjadi kebutuhan mendasar antara lain sarana air bersih dan sanitasi, diantaranya di dusun Air Sikula, Desa Laha, kecamatan Teluk Ambon dan akan rampung dalam waktu dekat.

Seorang warga Kayeli, Dang Latukolan menyambut gembira bantuan Uni Eropa yang diperuntukkan bagi para pengungsi itu.

"Kami juga berharap Uni Eropa dapat membangun fasilitas air bersih ditempat kami," ujarnya.

Menurut Latukolan, pihaknya melalui upaya pengumpulan dana yang dilakukan Panitia Gereja Bethesda, telah mampu membeli lahan seluas tiga hektare di dusun Airlow untuk nantinya dijadikan lokasi tempat tinggal mereka yang baru.

Ia mengaku saat ini warga setempat kesulitan melakukan pembangunan karena belum tersedianya akses jalan masuk menuju lokasi tersebut.

"Kami sudah minta pemerintah agar bisa membuka akses jalan masuk menuju lokasi tempat tinggal, tetapin belum terealisasi. Kalau jalan sudah ada maka kami akan segera membangun rumah yang baru untuk ditempati," katanya.

Pewarta: James F. Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012