Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong memperkirakan rupiah akan melemah akibat tertekan oleh rebound pada dolar Amerika Serikat (AS) pasca data tenaga kerja AS klaim pengangguran (Initial Jobless Claims) yang lebih baik dari ekspektasi.

Klaim pengangguran AS disebut mencapai 228 ribu, lebih baik dari ekspektasi yang sebesar 242 ribu.

"(Hal ini mendorong) peningkatan prospek tingkat suku bunga The Fed. Range (berkisar) Rp14.950-Rp15.050 per dolar AS," ujar Lukman, di Jakarta, Jumat.

Meninjau dari sentimen Eropa, dia menyatakan tidak akan langsung mempengaruhi rupiah.

Untuk China, saat ini perlambatan ekonomi disebut masih menekan mata uang regional. "Namun, dari waktu ke waktu, ada harapan yang muncul dari usaha-usaha China mendukung ekonomi mereka," kata Lukman pula.

Baca juga: Rupiah diprediksi masih berpeluang naik pada Kamis

Senada, Kepala Ekonomi Bank Permata Josua Pardede menyatakan dolar AS menguat terhadap mata uang G-10, kecuali dolar Australia, setelah rilis US Initial Jobless Claims yang mencatatkan klaim pengangguran lebih baik dari ekspektasi.

"(Ini) mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja di AS tetap ketat. Pasar tenaga kerja yang lebih ketat mendukung stance kebijakan moneter AS yang ketat, sehingga mendorong penguatan Dollar Index dan kenaikan yield UST," ujar Josua.

Secara keseluruhan, lanjut dia, Dollar Index naik 0,60 persen menjadi 100,88, sementara yield UST naik 10 bps menjadi 3,85 persen.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 0,24 persen atau 36 poin menjadi Rp15.022 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.986 per dolar AS.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Analis memperkirakan rupiah melemah akibat tertekan "rebound" dolar AS

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas

Editor : Moh Ponting


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023