Perajin di Negeri Latuhalat,  Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambo, Maluku membuat  alat musik jukulele  mengubah batok kepala yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri.

Henry Tuhusula seorang pembuat alat musik Jukulele sekaligus guru seni budaya di SMAN 10 Latuhalat Kota Ambon, mengubah batok kelapa menjadi alat musik jukulele dalam berbagai bentuk.

"Selain dari batok kelapa saya juga membuat dari buah maja atau kalabasa, kulit bia hingga bola pelampung jaring Ikan, menjadi alat musik jukulele yang dapat dimainkan segala kalangan," katanya di Ambon, Selasa.

Ia mengatakan, ide membuat jukulele dari batok kepala dimulai pada 2022, dengan tujuan memberikan kesan lain dari produksi jukulele yang selama ini dari bahan dasar kayu.

"Kita ingin punya ciri khas melalui jukulele dari tempurung kelapa, tidak hanya menggunakan satu tempurung kelapa saja tetapi dengan dua, tiga, bahkan empat tempurung untuk menghasilkan bunyi yang lebih besar dan sesuai jenis suara," katanya.

Henry mengakui, untuk menghasilkan satu  jukulele dibutuhkan waktu tiga hari hingga satu minggu untuk proses pengeringan lem pada sambungan batok kelapa.

"Jika tidak sibuk kerja yang lain hanya buruh waktu tiga hari, karena jika dibuat terburu-buru hasilnya nanti tidak terlalu bagus," katanya.

Produksi jukulele katanya, masih dilakukan di rumah dan sementara melayani pesanan pribadi atau komunitas jukulele sesuai kesepakatan.

"Kita masih terbatas dalam produksi karena masih dilakukan produksi rumahan, sehingga belum ada stok yang banyak semua tergantung pesanan dan yang terpenting kami berupaya menjaga kualitas dan ciri khas," katanya.

Sejauh ini alat musik dari tempurung kelapa digunakan komunitas di jukulele Waimahu Latuhalat, yang akan terus dikembangkan agar dapat dimanfaatkan para pemain musik jukulele.

Selain itu juga dipesan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon untuk ditampilkan di pameran di luar Ambon.

"Harga satu buah jukulele dari tempurung kelapa dijual Rp500 ribu, kami masih terbatas pada kalangan sendiri dan pesanan pribadi yang ingin memiliki jukulele yang bentuknya berbeda," kata Henry.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023