Ambon (Antara Maluku) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ambon memprakirakan tingginya intensitas curah hujan  di Kota Ambon Ambon dan sekitarnya akan berlangsung hingga Juni 2012.

"Intensitas curah hujan yang terjadi di Kota Ambon dan sekitarnya sangat tinggi dan puncaknya pada akhir Juni mendatang," kata Kepala BMKG, Stasiun Meteorologi Bandara Pattimura Ambon, Erasmus Kayadoe, di Ambon, Senin.

Dia mengakui, bencana tanah longsor dan banjir yang terjadi di sejumlah kawasan di ibu kota provinsi Maluku sejak Sabtu (26/5) malam hingga Minggu (27/5), akibat tingginya intensitas curah hujan.

Berdasarkan hasil pengamatan, intensitas curah hujan yang terjadi di Ambon sepanjang pada Sabtu (26/5) hingga Minggu (27/5) mencapai 198 milimeter per hari atau jauh diatas intensitas saat kondisi normal yang hanya mencapai 50 milimeter per hari.

"Tetapi intensitas curah hujan yang tinggi ini belum mencapai puncaknya. Diprakirakan curah hujan akan lebih tinggi lagi saat memasuki bulan Juni mendatang, karena saat itu merupakan puncak musim penghujan di Ambon dan sekitarnya dan akan berlangsung hingga September," katanya.

Erasmus mengingatkan, warga di Ambon dan sekitarnya, terutama yang bermukim di kawasan yang dianggap rawan untuk mawas diri, mengingat berdasarkan hasil analisa BMKG intensitas curah hujan selama Juni mendatang diperkirakan bisa mencapai 400 mili meter per hari.

"Musim hujan di Ambon tahun ini lebih ekstrim dibanding tahun-tahun sebelumnya dikarenakan anomali cuaca serta dipengaruhi badai La Nina ringan," katanya.

Selain intensitas curah hujan yang tinggi, kondisi angin juga bertiup kencang karena dipengaruhi musim Timur dan berdampak tingginya gelombang laut di perairan Maluku dan membahayakan bagi pelayaran antarpulau dan nelayan tradisional.

"Kondisi perairan Maluku diperkirakan akan terkena dampak cuaca ekstrim dengan tinggi gelombang diatas rata-rata, sehingga sangat membahayakan bagi pelayaran antarpulau dan nelayan tradisional. Karena itu masyarakat diminta berhati-hati dan mewaspadai kondisi gelombang laut yang ekstrim jika akan melakukan pelayaran tradisional selama musim timur," katanya.

Badai Sanvu

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat dalam rilisnya yang diterima ANTARA menyebutkan bahwa bencana tanah longsor dan banjir yang terjadi di sejumlah lokasi di Kota Ambon, dikarenakan hujan deras sebagai akibat dampak dari badai Sanvu yang berkecamuk di Pasifik.

"Tingginya curah hujan yang terjadi di Kota Ambon dan sekitarnya sehingga mengakibatkan tanah longsor dan banjir dikarenakan dampak badai Sanvu yang berkecamuk di Pasifik," kata Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya.

BNPB menyebutkan longsor di Ambon terjadi di lima kecamatan di Kota Ambon dengan korban jiwa delapan orang meninggal, di antaranya dua orang tewas tertimbun longsor di Gang Singa, Kecamatan Sirimau, sedangkan enam lainnya tertimbun longsor di Batu gantong, Kecamatan Nusaniwe.

Di Kecamatan Sirimau, longsor mengakibatkan lima rumah tergenang air, dua rumah rusak berat, empat rusak ringan serta longsor dan pohon tumbang menutupi badan jalan di dua lokasi. Sedangkan di Kecamatan Nusaniwe tiga rumah rusak berat.

Di Kecamatan Leitimur Selatan dua rumah rusak berat, sembilan rusak ringan dan satu bangunan sekolah tergenang air akibat banjir dan tanah longsor serta 10 titik longsoran menutup badan jalan.

Sedangkan di Kecamatan Baguala, tiga rumah rusak ringan dan longsoran serta pohon tumbang menutup badan jalan.

Sutopo menambahkan, BPBD Kota Ambon dan Maluku telah mendistribusikan bantuan tanggap darurat seperti nasi bungkus, air mineral, terpal kepada warga yang terkena musibah, serta bantuan pacul, karung dan penggunaan alat berat untuk pembersihan jalan serta lokasi tanah longsor.

Pewarta: James F. Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012