Ternate (Antara Maluku) - Sebagian besar warga Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) membutuhkan masker untuk mencegah dampak abu vulkanik letusan Gunung Gamalama.
"Masih banyak warga yang belum mendapat bantuan masker dari pemkot padahal penutup alat pernapasan itu sangat mereka butuhkan,"
kata seorang warga Tanah Tinggi, Kota Ternate Tengah, Zainudin, Senin.
Sebagian besar masyarakat yang ingin keluar rumah menggunakan sapu tangan untuk menutup hidung, katanya dan menambahkan bagi warga yang memiliki uang terpaksa membeli di toko atau pada para pedagang masker dadakan di pinggir jalan dengan harga Rp5.000 per buah.
"Padahal harga normalnya Rp2.000 per buah. Jika stok masker di toko menipis harganya bisa melonjak sampai Rp10.000 per buah," jelasnya.
Zainudin meminta Pemkot Ternate untuk mendistribusikan masker dalam jumlah besar dan secara merata ke seluruh wilayah Kota Ternate agar warga setempat bisa terbebas dari dampak abu vulkanik letusan Gunung Gamalama yang terjadi sejak Minggu siang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate Nurbaity Rajabesi mengaku bahwa jumlah masker yang telah disalurkan ke masyarakat sebanyak 20 ribu buah dan jika msih banyak warga yang membutuhkan akan didistribusikan lagi tambahannya.
Dinas Kesehatan Kota Ternate telah pula menyiagakan RSUD Hasan Boesoeri Ternate dan seluruh puskesmas di daerah ini untuk menanggani warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat dampak letusan Gunung Gamalama.
Gunung Gamalama sepanjang hari ini tidak menimbulkan abu vulkanik, namun abu vulkanik yang dimuntahkan gunung itu pada Minggu siang dan Minggu malam kini berterbangan ditiup angin sehingga sangat menganggu aktivitas warga setempat.
Sebelumnya Kabag Humas dan Protokoler Pemkot Ternate Thamrin Marsaoli mengatakan, Pemkot Ternate telah menetapkan tanggap darurat letusan Gamalama dari tanggal 16-30 September 2012 serta telah menyiapkan sejumlah titik untuk penampungan pengungsi jika ada warga yang nantinya harus diungsikan.
Status Gunung Gamalama masih siaga level III dan sejauh ini pihak Pengamatan Gunung Api Gamalama masih terus melakukan pemantauan aktivitas gunung itu.
Gunung Gamalama terakhir meletus pada Desember 2011.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012
"Masih banyak warga yang belum mendapat bantuan masker dari pemkot padahal penutup alat pernapasan itu sangat mereka butuhkan,"
kata seorang warga Tanah Tinggi, Kota Ternate Tengah, Zainudin, Senin.
Sebagian besar masyarakat yang ingin keluar rumah menggunakan sapu tangan untuk menutup hidung, katanya dan menambahkan bagi warga yang memiliki uang terpaksa membeli di toko atau pada para pedagang masker dadakan di pinggir jalan dengan harga Rp5.000 per buah.
"Padahal harga normalnya Rp2.000 per buah. Jika stok masker di toko menipis harganya bisa melonjak sampai Rp10.000 per buah," jelasnya.
Zainudin meminta Pemkot Ternate untuk mendistribusikan masker dalam jumlah besar dan secara merata ke seluruh wilayah Kota Ternate agar warga setempat bisa terbebas dari dampak abu vulkanik letusan Gunung Gamalama yang terjadi sejak Minggu siang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate Nurbaity Rajabesi mengaku bahwa jumlah masker yang telah disalurkan ke masyarakat sebanyak 20 ribu buah dan jika msih banyak warga yang membutuhkan akan didistribusikan lagi tambahannya.
Dinas Kesehatan Kota Ternate telah pula menyiagakan RSUD Hasan Boesoeri Ternate dan seluruh puskesmas di daerah ini untuk menanggani warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat dampak letusan Gunung Gamalama.
Gunung Gamalama sepanjang hari ini tidak menimbulkan abu vulkanik, namun abu vulkanik yang dimuntahkan gunung itu pada Minggu siang dan Minggu malam kini berterbangan ditiup angin sehingga sangat menganggu aktivitas warga setempat.
Sebelumnya Kabag Humas dan Protokoler Pemkot Ternate Thamrin Marsaoli mengatakan, Pemkot Ternate telah menetapkan tanggap darurat letusan Gamalama dari tanggal 16-30 September 2012 serta telah menyiapkan sejumlah titik untuk penampungan pengungsi jika ada warga yang nantinya harus diungsikan.
Status Gunung Gamalama masih siaga level III dan sejauh ini pihak Pengamatan Gunung Api Gamalama masih terus melakukan pemantauan aktivitas gunung itu.
Gunung Gamalama terakhir meletus pada Desember 2011.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012