Ambon (Antara Maluku) - Pemerintah pusat diminta meninjau ulang ketentuan tentang dana bagi hasil perikanan karena merugikan daerah penghasil mengingat alokasi anggaran untuk sentra produksi relatif kecil, kata Wali Kota Tual, Maluku, M.M. Thamher.

"Kota Tual sebagai salah satu sentra perikanan di Maluku dirugikan dengan dana bagi hasil sumber daya hayati laut yang hanya Rp85 juta per tahun, katanya di Ambon, Jumat.

Karena itu, Pemkot Tual telah menyampaikan keresahan tersebut kepada tim DPD RI dikoordinasikan John Pieries saat menjaring masukan di sana pada 26 September 2012.

"Bayangkan sebagai sentra produksi perikanan yang juga mengekspor sumber daya hayati laut ternyata hanya kebagian dana bagi hasil Rp85 juta dan ini merugikan Kota Tual dalam mendorong pembangunan," ujar Thamher.

Dia mengakui sejak Kota Tual dimekarkan dari Kabupaten Maluku Tenggara pada 2007 sering  menyerukan keberatan tersebut melalui Pemprov Maluku ke Pemerintah Pusat, namun belum ditindaklanjuti.

"Jadi tim DPD - RI yang menjaring masukan ke Maluku pada pekan terakhir September 2012 hendaknya bisa menyampaikan aspirasi dari daerah penghasil seperti Kota Tual agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial karena terkesan kurang adil," kata Thamher.  

Disinggung komoditi perikanan yang diandalkan di Kota Tual, dia menjelaskan, ikan pelagis, ikan demersal dan karang.

Potensi sumber daya hayati laut lainnya yakni rumput laut (Euchema spp, Gracillaria spp), rujangan (Portunus spp), kepiting (Seylla serrata), udang (Panulirus spp, Penaeus spp), cumi-cumi (Loligo spp), sotong (Sepia spp), gurita (Octopus spp), teripang (Stichopus spp) dan penyu (Chelonia mydas),

Produksi perikanan Kota Tual saat ini mencapai 399.33 ton per tahun.

Thamher menyatakan, peluang investasi juga ekonomis di usaha perikanan budi daya dengan areal seluas 5.548 hektare.

Komoditas potensial yang telah dibudidayakan saat ini antara lain mutiara, teripang, lola, batulaga dan rumput laut.

"Budi daya rumput laut saat ini menjadi salah satu komoditi andalan sehingga sedang dibangun pabrik pengolahan agar bisa memasarkan dalam bentuk tepung," katanya.

Ketua DPRD Kota Tual, Rudolf Marthen Waremra mengakui perikanan belum menjadi sektor andalan Pemkot setempat dalam meningkatkan perekonomian masyarakatnya maupun pendapatan daerah, padahal kota ini merupakan salah satu daerah pengekspor hasil perikanan ke berbagai negara.

Produksi perikanan Kota Tual diekspor ke Thailand, Korea, Cina, Hongkong, dan Jepang.

Pewarta: Lexy Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012