Ambon (Antara Maluku) - Relokasi 235 kepala keluarga di Batu Gajah dari permukiman yang mengalami keretakan tanah ke Desa Halong, Kota Ambon, terkendala kerusakan alat berat.

"Pematangan lahan guna pembangunan rumah warga Batu Gajah, Kecamatan Sirimau, terkendala kerusakan alat berat," kata Assiten II Bidang pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Pieter Saimima di Ambon, Senin.

Menurut dia, akibat kerasnya struktur tanah yang berkarang, membutuhkan alat khusus.

Pematangan lahan itu, kata dia, guna membagi kaveling tahap awal kepada 80 KK yang menempati lereng bukit yang retak, apalagi saat ini telah memasuki musim hujan.

Pieter mengatakan, setelah pembangian kaveling, pihaknya akan menyosialisasikan pembangunan rumah kepada masyarakat.

"Kami akan berkoordinasi dengan warga korban keretakan tanah, pihak RT dan RW, tokoh agama dan tokoh masyarakat guna membicarakan rencana pembangunan rumah sehingga tidak terjadi kesalahpahaman," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa anggaran pembangunan rumah warga ditetapkan sebesar Rp59 juta per unit rumah.

Pembangunan rumah, lanjut dia, akan diserahkan kepada masyarakat melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang telah dibentuk.

"Pembangunan rumah ini dilakukan oleh BKM bukan pihak ketiga sehingga diharapkan cepat diselesaikan dan warga segera menempati," katanya.

Bantuan dana tersebut bersumbar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan Kementerian Sosial (Kemensos) dana "sharing" dan bantuan APBD Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemkot Ambon.

"Setelah penyampaian rekomendasi dari Tim Geoteknologi LIPI, kami telah berkoordinasi dengan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu untuk mengambil langkah penanganan," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa proses relokasi merupakan tugas bersama untuk melindung warga guna mengantisipasi timbulnya korban jiwa akibat bencana alam.

"Proses relokasi dilakuan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena kondisi tanah di kawasan tersebut mengalami keretakan yang cukup parah," katanya.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013