Ambon (Antara Maluku) - Cuaca ekstrem selama beberapa pekan terakhir ini sangat menghambat aktivitas warga Kecamatan Tanimbar Utara (Tanut) untuk bepergian ke Saumlaki, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.

"Jalur laut juga jadi macet akibat gelombang tinggi disertai badai, sedangkan jalur daratnya tidak dapat dilewati karena jalan rusak parah sehingga kami benar-benar merasa terisolasi," kata Firat Kanikir, salah seorang warga Larat yang dihubungi dari Ambon, Jumat.

Kerusakan jalan raya dari Larat selaku kota kecamatan menuju sejumlah desa juga mengalami kerusakan parah sehingga tidak bisa dilalui.

Misalnya ruas jalan yang menghubungkan Kota Larat dengan Desa Watidal sudah hancur kemudian ruas jalan sepanjang Watidal menuju Desa Keliobar juga sama kondisinya dimana semua kendaraan bermotor dan pejalan kaki bisa berjalan di atas tumpukan-tumpukan kerikil.

"Jalur jalan dari Desa Keliobar sampai ke Lamdesar Barat dan Lamdesar Timur justeru lebih parah lagi kondisinya," ujar Firat.

Dengan kondisi seperti ini, masyarakat yang ada di empat desa pada jalur bagian belakang seperti Desa Keliobar, Kelaan, Desa Lamdesar Barat dan Lamdesar Timur sangat sulit pergi ke Larat menggunakan kendaraan bermotor.

Apalagi cuaca buruk seperti hujan dan angin kencang serta gelombang laut, warga hanya bisa memilih berdiam diri di tempat karena tidak mungkin melewati jalur laut.

Warga meminta perhatian pemerintah kabupaten maupun DPRD setempat untuk mengalokasikan anggaran perbaikan ruas-ruas jalan yang sudah mengalami kerusakan selama ini akibat hujan dan banjir sehingga aktivitas warga di bidang perhubungan dan ekonomi berjalan normal kembali. 

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013