Senior Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma menyampaikan bahwa pasar saham akan mendapatkan dampak positif seiring meningkatnya fokus Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas mata uang rupiah.

“Kami melihat BI akan tetap mempertahankan suku bunga tinggi hingga terdapat pemangkasan suku bunga The Fed. Penurunan suku bunga BI yang prematur, berpotensi menimbulkan risiko terhadap volatilitas rupiah,” ujar Samuel di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa upaya BI menaikkan suku bunga sebesar 6,25 persen pada akhir April 2024 merupakan kebijakan antisipatif dalam menciptakan bantalan bagi rupiah apabila sentimen risk-off global terus berlanjut.

“Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kenaikan suku bunga dapat membantu memperlambat depresiasi nilai tukar rupiah,” ujar Samuel.

Baca juga: BI-MUI kerja sama bidang digitalisasi ekonomi dan keuangan syariah

Ia melanjutkan bahwa yang akan menjadi perhatian pelaku pasar ke depan adalah seberapa lama kondisi suku bunga tinggi akan bertahan.

Menurutnya, peluang The Fed untuk menurunkan suku bunga pada tahun ini akan membuka peluang BI untuk ikut menurunkan suku bunga acuannya, sehingga dapat meminimalisasi dampak dari kenaikan suku bunga yang telah terjadi.

Di sisi lain, Ia menyebut fundamental ekonomi yang terjaga akan mendukung selera investor untuk memilih Indonesia sebagai tujuan investasi, di tengah masih berlanjutnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan potensi tertundanya pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

“Fundamental perekonomian yang terjaga dan valuasi yang rendah, membuka peluang bagi investor yang ingin berinvestasi dini memanfaatkan kondisi menjelang akhir siklus kenaikan suku bunga. Arah kebijakan ekonomi pemerintahan baru serta pilihan kabinet yang kredibel juga dapat menjadi katalis positif ke depan,” ujar Samuel.

Baca juga: BI sebut cadangan devisa RI capai 136,2 miliar dolar AS pada April 2024

Sementara itu, lanjutnya, dampak dari suku bunga terhadap kondisi fundamental emiten akan tergantung dari kondisi keuangan masing-masing emiten, seperti tingkat utang, jenis utang (floating atau fixed), serta rencana belanja modal ke depan.

Untuk peluang di pasar saham, menurutnya, manajer investasi dapat memanfaatkan peluang pada sektor-sektor yang pendapatannya dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dan perusahaan dengan utang yang lebih terbatas.

“Untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), MAMI memproyeksikan bisa mencapai level 7.800 di akhir tahun,” ujar Samuel.

Dari Asia, Samuel menjelaskan bahwa penguatan pasar saham Asia salah satunya terbantu oleh optimisme penurunan suku bunga The Fed pada akhir tahun, yang mana pernyataan Ketua Fed Jerome Powell terakhir mengindikasikan bahwa kemungkinan besar tidak akan menaikkan suku bunga, dan kebijakan berikutnya mengindikasikan adanya pemotongan suku bunga.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Analis: BI jaga stabilitas rupiah, pasar saham terdampak positif

Pewarta: Muhammad Heriyanto

Editor : Moh Ponting


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024