Ambon (Antara Maluku) - Kegiatan pencarian korban KM Sandar Jati yang tenggelam di perairan Tanjung Alang, Pulau Ambon, Sabtu (24/8) dihentikan, kata Kepala SAR Ambon Suhri NN Sinaga.

"Penghentian pencarian korban itu terkait dengan data yang dilaporkan hilang masih simpang siur, dan ini telah dikoordinasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik Provinsi Maluku maupun Kabupaten Maluku Tengah," katanya saat dikonfirmasi, Rabu.

Kapal naas yang berangkat dari Ambon tujuan Pulau Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat, itu dalam daftar penumpang tercatat 27 orang termasuk nahkoda maupun anak buah kapal (ABK).

Namun dari penumpang yang selamat disebutkan 25 orang dan empat ditemukan dalam kondisi meninggal, dan telah dievakuasi ke Pulau Manipa untuk dimakamkan.

Empat korban meninggal adalah nahkoda Jahidi Tomia alias Lajahidi (60), Wania Wati Balaone (40), Heppy Atamimi/Tiakoly(54) dan Umi Pellu (45), sedangkan satu lainnya teridentifikasi bernama Arlan Blin, belum ditemukan.

Pencarian dihentikan karena tidak ada tanda-tanda yang mengindikasikan ada korban lainnya yang belum ditemukan.

Begitu pun keluarga yang merasakan saudaranya merupakan korban tenggelam kapal tersebut belum ditemukan, hingga saat ini tidak melapor.

"Kami siap melakukan pencarian kembali sekiranya adanya laporan lebih lanjut," kata Suhri.

Kepala Desa Alang Izaac Rudolf Patty menyatakan, warganya telah dikerahkan untuk menyelamatkan maupun mengangkat korban meninggal.

"Gelombang tinggi menyulirkan evakuasi, bahkan Arlan Blin yang jenazahnya kelihatan pada Minggu (25/8) pagi, tidak bisa diangkat," katanya.

Sebelumnya juga terjadi musibah laut saat kapal cepat tenggelam dalam pelayaran dari Saparua tujuan Desa Titawai, Pulau Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah, pada 3 Juli 2013 yang mengakibatkan lima dari 17 penumpang meninggal.

Pewarta: Lexy Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013