Ambon (Antara Maluku) - Penjabat Gubernur Maluku Saut Situmorang meminta Pemkot Ambon untuk memperhatikan kondisi taman makam pahlawan (TMP) di kawasan Kapahaha yang kurang terawat.

"Lokasi TMP ada di Kota Ambon. Pemerintah Kota Ambon bertanggung jawab untuk mengurus dan memeliharanya," ujar Saut di Ambon, Senin.

Dia mengaku telah membicarakan pemeliharaan dan perbaikan kondisi lokasi TMP tersebut dengan Wakil Wali Kota Ambon Sam Latuconsina saat bersama-sama menghadiri peringatan Hari Pahlawan di TMP Kapahaha serta tabur bunga di perairan Lantamal IX Halong, Minggu (10/11).

"Saya sudah membicarakan pemeliharaan dan perbaikannya langsung dengan Wakil Wali Kota Sam Latuconsina dan bersedia secepatnya ditangani. Kami juga telah melihat kondisi sekitar kawasan TMP tersebut," katanya.

Pemkot Ambon diminta segera memperbaiki tembok pembatas bagian belakang TMP Kapahaha dengan pemukiman penduduk yang roboh.

Selain itu tulisan nama pahlawan pada nisan dapat diperbaiki kembali, karena kebanyakan tidak bisa dibaca dengan jelas maupun terhapus.

"Kondisi makamnya harus dirawat dan diperbaiki kembali, terutama nama-nama pahlawan di atas nisan yang tidak bisa dibaca maupun terhapus, sehingga siapa pun yang berziarah dapat mengetahui nama pahlawan asal Maluku," katanya.

Sedangkan Wakil Wali Kota Sam Latuconsina menanggapi permintaan tersebut, mengatakan, akan berkoordinasi dengan dinas teknis untuk menangani rehabilitasi TMP Kapahaha tersebut, terutama memperbaiki tembok yang rusak maupun batu nisan makam.

"Saya segera koordinasikan dengan pimpinan dinas teknis Pemkot Ambon, sehingga rehabilitasinya dapat segera dilakukan," katanya.

Selain tembok pembatas TMP yang roboh dan belum diperbaiki maupun batu nisan yang terhapus tulisannya, lokasi TMP tersebut juga sering dijadikan lokasi pemeliharaan ternak oleh warga yang bermukim sekitar lokasi, maupun pagarnya dijadikan tempat menjemur pakaian.

Berbanding Terbalik

Sebagian warga di Ambon menyatakan keprihatinan dengan kondisi taman makam pahlawan yang berbanding terbalik dengan kondisi lokasi makam tentara-tentara negara Persemakmuran (Gull Force) yang letaknya bersebelahan dengan TMP tersebut.

"Kondisi TMP Kapahaha yang menjadi tempat peristirahatan terakhir para pahlawan asal Maluku sangat memprihatinkan dan berbanding terbalik dengan Taman Persemakmuran yang terawat dan tertata dengan baik," ujar seorang pemuda Agus Lopuhaha.

Kondisi Taman Persemakmuran "War Cemetery" Commonwealth War Graves Commision untuk memperingati 289 tentara dan 171 penerbang kesatuan Australia yang gugur di Maluku, Sulawesi dan Kepulauan sekitarnya saat Perang Dunia (PD) II tahun 1941-1945, dan belum diketahui serta ditemukan jenazahnya hingga saat ini.

Pada makam tersebut terdapat 2.137 kuburan yang ditata dengan apik membentuk row terdiri dari 1.092 tentara Australia, 810 tentara Inggris, 30 tentara India, dua tentara Kanada, satu tentara asal Selandia Baru, satu tentara asal Afrika Selatan, 186 tentara Belanda dan 15 warga sekutu lainnya. Mereka terdiri dari Angkatan Laut 210 tentara, Angkatan Darat 1229 prajurit, Angkatan Udara 694 tentara dan satu awak kapal dagang.

Menurutnya Agus seharusnya kondisi TMP direnovasi dengan baik serta ditempatkan seorang juru rawat sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan atas jasa pahlawan yang telah berjuang bagi kemerdekaan dan kesejahteraan bangsa dan negara, terutama di Maluku.

Di lokasi TMP Kapahaha terdapat makam pahlawan nasional Ignatius Slamet Riyadi yang gugur di Ambon pada 4 November 1950. Slamet Riyadi gugur dalam tugasnya menumpas gerakan separatis Republik Maluku Selatan (RMS) di depan Benteng Victoria. Dia gugur dalam usia 23 tahun dengan pangkat saat itu Letnan Kolonel.

Pewarta: James F. Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013