Jakarta (Antara Maluku) - Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) akan tetap berdiri meski nanti pendirinya Anas Urbaningrum (AU) ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi, kata orang dekat tersangka korupsi Anas, Gede Pasek Suardika, di Kantor KPK, Jakarta, Jumat.
"Enggak lah, malah kita mau buka cabang (PPI)," kata mantan ketua Komisi III DPR RI dari Partai Demokrat itu.
Saat ditanya wartawan tentang cabang PPI yang akan didirikan, Pasek belum mau buka suara.
"Nanti kalau kami bilang tempatnya di mana nanti malah 'dikerjain' di belakang. Terakhir saya dan Mas Anas ke Sulawesi Selatan setelah Sumatera Barat, Bali, dan NTB. Kemarin Aceh juga menyatakan siap juga," kata Sekretaris Jenderal PPI tersebut.
Keberlanjutan organisasi PPI memang sempat dipertanyakan sejumlah pihak jika Anas menjadi tahanan KPK.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu akhirnya memenuhi panggilan ketiga KPK setelah dua panggilan pertama untuknya tidak diacuhkan atau mangkir.
Sementara itu, terjadi demonstrasi mahasiswa yang mengatasnamakan diri Solidaritas Indonesia Timur (Solit) saat AU diperiksa penyidik KPK.
Solit menuntut proses hukum terkait dengan proyek Hambalang jangan berhenti pada pemeriksaan Anas saja.
"Pemeriksaan harus menyeluruh, termasuk para petinggi Partai Demokrat, di antaranya keluarga Cikeas," kata Koordinator Aksi Solit Abdul Syukur Sangadji.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014
"Enggak lah, malah kita mau buka cabang (PPI)," kata mantan ketua Komisi III DPR RI dari Partai Demokrat itu.
Saat ditanya wartawan tentang cabang PPI yang akan didirikan, Pasek belum mau buka suara.
"Nanti kalau kami bilang tempatnya di mana nanti malah 'dikerjain' di belakang. Terakhir saya dan Mas Anas ke Sulawesi Selatan setelah Sumatera Barat, Bali, dan NTB. Kemarin Aceh juga menyatakan siap juga," kata Sekretaris Jenderal PPI tersebut.
Keberlanjutan organisasi PPI memang sempat dipertanyakan sejumlah pihak jika Anas menjadi tahanan KPK.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu akhirnya memenuhi panggilan ketiga KPK setelah dua panggilan pertama untuknya tidak diacuhkan atau mangkir.
Sementara itu, terjadi demonstrasi mahasiswa yang mengatasnamakan diri Solidaritas Indonesia Timur (Solit) saat AU diperiksa penyidik KPK.
Solit menuntut proses hukum terkait dengan proyek Hambalang jangan berhenti pada pemeriksaan Anas saja.
"Pemeriksaan harus menyeluruh, termasuk para petinggi Partai Demokrat, di antaranya keluarga Cikeas," kata Koordinator Aksi Solit Abdul Syukur Sangadji.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014