Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara (Malut) merampungkan pembersihan areal relokasi permukiman bagi korban banjir bandang Rua yang disediakan seluas 2.6 hektare.
"Selama dua pekan, proses pembersihan areal permukiman baru bagi korban banjir, karena akan dibangun rumah instan sederhana sehat," kata Kadis PUPR Kota Ternate, Rus’an M Nur di Ternate, Selasa.
Seperti diketahui, rumah sederhana yang dibangun PUPR ini bagi korban banjir. Rumah ini sebanyak 27 unit dan akan dilakukan pengiriman awal Oktober 2024.
Menurut dia, pihaknya ingin agar rumah instan sederhana sehat ini secepatnya direalisasikan, sehingga warga korban banjir bisa menempati secepatnya.
Selain itu, Pemkot Ternate akan melakukan penyesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) menyesuaikan perubahan lingkungan di Kota Ternate yang sering berubah akibat bencana alam, terutama untuk Kawasan Rua Ternate.
"Tentunya, kita lakukan penyesuaian RT RW yang ada karena keadaan lingkungan berubah juga. Termasuk kemarin pada saat terjadi bencana di kelurahan Rua dan itu pasti akan menjadi perhatian kita untuk menetapkan lokasi yang tidak boleh dihuni oleh warga," katanya.
Saat ini dalam proses pembersihan lahan oleh Pemkot Ternate, untuk pembangunan rumah warga yang terdampak banjir dilakukan oleh Kementerian PUPR.
"Sekarang lagi pembersihan lahan dan pematangan. Untuk pekerjaan dilakukan oleh kementerian PU pemkot hanya menyiapkan lahan saja," ujarnya.
Pemkot Ternate telah menyiapkan lahan seluas 2,6 hektar untuk korban banjir di Kelurahan Rua Ternate di sekitar Kawasan Jambula.
Seperti diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan perbaikan alur sungai dan membangun infrastruktur di sepanjang sungai atau kali mati di kawasan banjir bandang di Rua Kota Ternate.
PUPR juga telah perbaiki alur sungai dan pembuatan sabo dam di sepanjang bantaran sungai yang ada di kawasan Rua untuk mengendalikan air, karena merupakan suatu sistem pengendalian bencana alam aliran yang membawa endapan (sedimen) seperti banjir bandang, aliran material vulkanik dan lahar, dan pergerakan tanah, yang didirikan pada jalur aliran di pegunungan.
Selain itu, kata dia, bencana alam aliran bersifat sangat merusak karena membawa endapan yang membuat momen dan massa alirannya menjadi lebih besar daripada hanya air saja.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Selama dua pekan, proses pembersihan areal permukiman baru bagi korban banjir, karena akan dibangun rumah instan sederhana sehat," kata Kadis PUPR Kota Ternate, Rus’an M Nur di Ternate, Selasa.
Seperti diketahui, rumah sederhana yang dibangun PUPR ini bagi korban banjir. Rumah ini sebanyak 27 unit dan akan dilakukan pengiriman awal Oktober 2024.
Menurut dia, pihaknya ingin agar rumah instan sederhana sehat ini secepatnya direalisasikan, sehingga warga korban banjir bisa menempati secepatnya.
Selain itu, Pemkot Ternate akan melakukan penyesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) menyesuaikan perubahan lingkungan di Kota Ternate yang sering berubah akibat bencana alam, terutama untuk Kawasan Rua Ternate.
"Tentunya, kita lakukan penyesuaian RT RW yang ada karena keadaan lingkungan berubah juga. Termasuk kemarin pada saat terjadi bencana di kelurahan Rua dan itu pasti akan menjadi perhatian kita untuk menetapkan lokasi yang tidak boleh dihuni oleh warga," katanya.
Saat ini dalam proses pembersihan lahan oleh Pemkot Ternate, untuk pembangunan rumah warga yang terdampak banjir dilakukan oleh Kementerian PUPR.
"Sekarang lagi pembersihan lahan dan pematangan. Untuk pekerjaan dilakukan oleh kementerian PU pemkot hanya menyiapkan lahan saja," ujarnya.
Pemkot Ternate telah menyiapkan lahan seluas 2,6 hektar untuk korban banjir di Kelurahan Rua Ternate di sekitar Kawasan Jambula.
Seperti diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan perbaikan alur sungai dan membangun infrastruktur di sepanjang sungai atau kali mati di kawasan banjir bandang di Rua Kota Ternate.
PUPR juga telah perbaiki alur sungai dan pembuatan sabo dam di sepanjang bantaran sungai yang ada di kawasan Rua untuk mengendalikan air, karena merupakan suatu sistem pengendalian bencana alam aliran yang membawa endapan (sedimen) seperti banjir bandang, aliran material vulkanik dan lahar, dan pergerakan tanah, yang didirikan pada jalur aliran di pegunungan.
Selain itu, kata dia, bencana alam aliran bersifat sangat merusak karena membawa endapan yang membuat momen dan massa alirannya menjadi lebih besar daripada hanya air saja.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024