Ambon (Antara Maluku) - Irman Gusman, peserta Konvensi Partai Demokrat untuk Calon Presiden 2014 menilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi resep untuk menjaga dan memperkuat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pembangunan ekonomi tidak cukup hanya dengan mencapai pertumbuhan yang tinggi, namun yang sangat penting adalah pemerataan ke semua daerah untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," katanya pada Kuliah Umum di Universitas Pattimura Ambon, Senin.
Menurut Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ini, Indonesia merdeka memiliki tujuan dan cita-cita menjadi bangsa yang sejahtera, adil dan makmur, demokratis serta bermartabat.
Sejarah telah membuktikan bahwa setelah 68 tahun merdeka, bangsa Indonesia telah berhasil melewati cobaan, tantangan dan hambatan.
"Sejak masa kemerdekaan hingga hari ini bangsa Indonesia tetap tegak berdiri dengan kokoh, melangkah dengan pasti, dan berhasil melewati proses sejarah yang panjang dengan selamat," kata Irman Gusman.
Ia mengakui berkat stabilitas politik dan keamanan yang terjaga dengan baik, maka ekonomi negara ini terus bertumbuh, bahkan dalam lima tahun terakhir tumbuh rata-rata di atas enam persen setahun dan tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi ketiga tertinggi di dunia setelah China dan India.
"Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi, namun bila mengamati realitas yang terjadi di tengah-tengah masyarakat bahwa pertumbuhan ekonomi itu belum dinikmati seluruh rakyat," ujar Irman Gusman.
Bahkan, lanjut dia, data statistik yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa pertumbuhan yang tinggi itu baru dinikmati sebagai kecil rakyat Indonesia sebab ternyata dalam 10 tahun terakhir kesenjangan dalam berbagai aspek kehidupan justru makin melebar.
"Makin menganga-nya berbagai kesenjangan ekonomi dan sosial dalam masyarakat juga dipicu oleh ketimpangan pertumbuhan antarsektor ekonomi, dimana sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan sektor ekonomi yang menyerap lebih sedikit tenaga kerja," katanya.
Irman Gusman mengatakan akibat dari berbagai kesenjangan tersebut dapat dilihat dari fakta-fakta bahwa Kawasan Timur Indonesia (KTI) tertinggal hampir dalam segala aspek, karena 60 persen dari 13 kabupaten daerah tertinggal terdapat di wilayah itu.
"Persentase penduduk miskin di KTI dua kali lipat lebih tinggi dari rata-rata nasional. Papua 30,66 persen, Papua Barat 27,04 persen, Maluku 20,76 persen, dan NTT 20,41 persen," katanya.
Sementara itu, rangking Indeks Pembangunan Manusia (IPM) provinsi di Kawasan Timur Indonesia berada pada peringkat paling bawah, Papua 34, NTB 33, NTT 32, Maluku Utara 31 dan Papua Barat 30.
"Karena itu, pemerintah ke depan harus lebih memperhtikan aspek pemerataan agar tujuan pembangunan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur bisa diwujudkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014
"Pembangunan ekonomi tidak cukup hanya dengan mencapai pertumbuhan yang tinggi, namun yang sangat penting adalah pemerataan ke semua daerah untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," katanya pada Kuliah Umum di Universitas Pattimura Ambon, Senin.
Menurut Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ini, Indonesia merdeka memiliki tujuan dan cita-cita menjadi bangsa yang sejahtera, adil dan makmur, demokratis serta bermartabat.
Sejarah telah membuktikan bahwa setelah 68 tahun merdeka, bangsa Indonesia telah berhasil melewati cobaan, tantangan dan hambatan.
"Sejak masa kemerdekaan hingga hari ini bangsa Indonesia tetap tegak berdiri dengan kokoh, melangkah dengan pasti, dan berhasil melewati proses sejarah yang panjang dengan selamat," kata Irman Gusman.
Ia mengakui berkat stabilitas politik dan keamanan yang terjaga dengan baik, maka ekonomi negara ini terus bertumbuh, bahkan dalam lima tahun terakhir tumbuh rata-rata di atas enam persen setahun dan tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi ketiga tertinggi di dunia setelah China dan India.
"Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi, namun bila mengamati realitas yang terjadi di tengah-tengah masyarakat bahwa pertumbuhan ekonomi itu belum dinikmati seluruh rakyat," ujar Irman Gusman.
Bahkan, lanjut dia, data statistik yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa pertumbuhan yang tinggi itu baru dinikmati sebagai kecil rakyat Indonesia sebab ternyata dalam 10 tahun terakhir kesenjangan dalam berbagai aspek kehidupan justru makin melebar.
"Makin menganga-nya berbagai kesenjangan ekonomi dan sosial dalam masyarakat juga dipicu oleh ketimpangan pertumbuhan antarsektor ekonomi, dimana sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan sektor ekonomi yang menyerap lebih sedikit tenaga kerja," katanya.
Irman Gusman mengatakan akibat dari berbagai kesenjangan tersebut dapat dilihat dari fakta-fakta bahwa Kawasan Timur Indonesia (KTI) tertinggal hampir dalam segala aspek, karena 60 persen dari 13 kabupaten daerah tertinggal terdapat di wilayah itu.
"Persentase penduduk miskin di KTI dua kali lipat lebih tinggi dari rata-rata nasional. Papua 30,66 persen, Papua Barat 27,04 persen, Maluku 20,76 persen, dan NTT 20,41 persen," katanya.
Sementara itu, rangking Indeks Pembangunan Manusia (IPM) provinsi di Kawasan Timur Indonesia berada pada peringkat paling bawah, Papua 34, NTB 33, NTT 32, Maluku Utara 31 dan Papua Barat 30.
"Karena itu, pemerintah ke depan harus lebih memperhtikan aspek pemerataan agar tujuan pembangunan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur bisa diwujudkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014