AMO (Ambon Music Office) bekerja sama dengan Yayasan Wai Ihu dan Penerbit Labebaelae  melakukan peluncuran buku cerita anak dwi bahasa, Indonesia dan Melayu Ambon, berjudul Tikus, karya Lise Yian Sui de Fretes.

Buku cerita anak merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata dari berbagai pihak untuk membangun kesadaran literasi di kalangan generasi muda, kata Manager AMO, Pierre Ajawaila,di Ambon, Sabtu.

Ia mengatakan literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga keterampilan berpikir kritis yang penting untuk perkembangan anak-anak di masa depan.

“Buku Tikus diharapkan bisa menjadi media yang efektif, dalam meningkatkan minat baca anak-anak serta mendukung kreativitas mereka melalui cerita dan ilustrasi yang menarik," katanya.

Buku Tikus merupakan salah satu upaya konkret dari Ambon Music Office dan Yayasan Wai Ihu serta Penerbit Labebaelae, dalam menciptakan generasi muda yang lebih gemar membaca.

Dengan peluncuran buku itu diharapkan semakin banyak anak-anak yang tertarik untuk membaca buku-buku dengan konten lokal yang kaya akan nilai-nilai pendidikan dan kreativitas.

Salah satu hal yang menarik dari buku ini, kata Pierre, adalah pendekatan cerita yang kreatif serta ilustrasi yang memikat.

Tikus tidak hanya menyajikan cerita yang menghibur, tetapi juga berisi pesan moral yang kuat, menjadikannya pilihan bacaan yang tepat untuk anak-anak. Ilustrasi yang dibuat dengan detail akan membantu anak-anak memahami cerita lebih baik dan mengembangkan imajinasi mereka.

Lise Yian Sui de Fretes, sang penulis buku, menggabungkan unsur cerita yang sederhana namun sarat makna dengan ilustrasi yang menarik perhatian anak-anak.

Gaya penulisan yang digunakan bertujuan untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan mendorong pembaca cilik, untuk terus mengikuti alur cerita hingga halaman terakhir.

Dengan demikian, buku ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai alat edukasi yang mampu meningkatkan minat baca sekaligus kreativitas anak-anak.

Acara ini juga menjadi ajang untuk memperkuat komitmen kota Ambon dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan literasi dan kreativitas anak-anak.

Kegiatan ini juga dinilai memiliki kaitan yang signifikan antara Ambon Music Office, yang bekerja untuk mendukung status Ambon sebagai Kota Musik Dunia versi UNESCO, dengan peluncuran buku sebagai bagian dari gerakan literasi di Kota Ambon.

“Sebagai salah satu dari kota di dunia yang memperoleh gelar Kota Musik Dunia dari UNESCO, Ambon memiliki tanggung jawab tidak hanya dalam mempromosikan musik, tetapi juga dalam mendukung kreativitas dan budaya dalam arti yang lebih luas, termasuk literasi,” katanya.*

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Daniel


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024