Dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 28 November 2024, Yayasan Sor Silai Tanimbar bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) INPEX Masela dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, menggelar kegiatan sarasehan dan aksi menanam pohon di kawasan sumber air Wemomolin, Desa Ilngei, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kamis.
Kegiatan yang mengusung tema "Kerusakan hutan di hulu, memanen bencana di hilir" ini melibatkan peserta dari berbagai pemangku kepentingan di daerah seperti Kepolisian Resort Kepulauan Tanimbar, Kodim 1507/Saumlaki, Perusahaan Daerah Air Minum Kepulauan Tanimbar, Pramuka Saka Bahari Lanal Saumlaki, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unlesa, BEM Akbid Prodi Kebidanan Saumlaki, sahabat jurnalis dan pemerintah desa Ilngei.
Ketua Yayasan Sor Silai Tanimbar Simon Lolonlun menyatakan, pelaksanaan HMPI yang sedianya dilaksanakan pada 28 November 2024, ditunda karena pada saat itu bertepatan dengan pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
"Kemudian, kita juga memperhitungkan curah hujan yang cukup sehingga pada saat menanam pohon, dipastikan bisa akan tumbuh," kata Simon.
Menurutnya, pelaksanaan penanaman pohon merupakan bentuk kolaborasi antara Yayasan Sor Silai Tanimbar dengan SKK Migas Wilayah Papua Maluku, INPEX Masela dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
"Kami telah menyediakan 500 anakan pohon yang telah dimobilisasi kesini dan siap ditanam. Sementara, sejumlah anakan pohon juga akan kami dorong untuk ditanam di sumber air Olilit Barat," ujarnya.
Selain itu pihaknya akan mendistribusikan ratusan jenis anakan pohon buah untuk salah satu Masyarakat Penggerak Usaha (MPU) di desa Bomaki pada pekan depan," katanya.
Simon menyatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran, yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan sumber air serta memperkuat semangat konservasi.
Selain itu, bertujuan memulihkan ekosistem di sekitar sumber air Wemomolin melalui aksi penanaman pohon dan mendorong terciptanya kolaborasi multistakeholder yaitu menguatkan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Jika perubahan yang besar itu kita harapkan agar terjadi nanti, setidaknya, gerakan perubahan itu kita awali dengan hal-hal yang kecil,” katanya kepada peserta yang hadir.
Simon menjelaskan tema sarasehan tersebut merupakan pengingat bagi peserta bahwa alam membutuhkan perhatian dan kepedulian kita. Ketika hutan rusak, kehidupan kita pun ikut terancam dari bencana banjir, kekeringan, hingga hilangnya keanekaragaman hayati.
"Semoga kegiatan kita hari ini menjadi langkah kecil yang membawa perubahan besar. Mari kita bersama-sama menjaga bumi kita, merawat hutan kita, dan memastikan bahwa anak cucu kita kelak dapat menikmati manfaat dari apa yang kita lakukan hari ini," katanya.
Kegiatan sarasehan ini dipandu oleh Johanis D.B Malindir, salah seorang akademisi yang mengarahkan peserta untuk mendengar sejumlah pemaparan materi dari para narasumber seperti Ketua Yayasan Sor Silai Tanimbar, Simon Lolonlun, Direktur Operasional PDAM Damianus Batfutu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Tanimbar Yusuf Reialy, Kabag Ren Polres Kepulauan Tanimbar, dan Pasiter Kodim 1507/Saumlaki.
Pemaparan sejumlah materi itu sebagai pengantar diskusi seperti potret penegakan aturan sebagai langkah meretas kejahatan pembalakan hutan, peran serta Yayasan Sor Silai Tanimbar dalam kolaborasinya dengan sejumlah pihak, serta berbagai peluang dan tantangan pihak PDAM dalam mendistribusikan air bersih bagi masyarakat.
Setelah sarasehan, para peserta bergerak ke kawasan sumber air Wemomolin untuk melaksanakan aksi menanam pohon. Sebanyak 500 bibit pohon seperti Mahoni dan Trembesi, ditanam di sekitar kawasan tersebut. Jenis-jenis pohon ini dipilih karena mampu menjaga ekosistem dan memperkuat resapan air.
Harapan untuk Masa Depan
Sumber air Wemomolin ini dipilih sebagai lokasi kegiatan karena perannya yang vital sebagai salah satu sumber kehidupan masyarakat setempat.
Ketua Yayasan Sor Silai Tanimbar, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa kelestarian sumber air sangat penting untuk memastikan keberlanjutan hidup generasi mendatang.
“Menanam pohon bukan hanya menanam harapan, tetapi juga menjaga keseimbangan alam, khususnya di kawasan hulu yang menjadi sumber air utama,” tegasnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang, baik untuk kelestarian lingkungan maupun kesejahteraan masyarakat.
“Ini adalah langkah awal dari banyak langkah yang harus kita ambil bersama untuk menjaga bumi kita,” ujar salah satu peserta sarasehan.
Melalui kegiatan ini, Yayasan Sor Silai Tanimbar bersama INPEX Masela dan Pemerintah Daerah berharap dapat terus membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Ajakan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam, khususnya air, menjadi pesan utama yang disampaikan kepada seluruh peserta.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
Kegiatan yang mengusung tema "Kerusakan hutan di hulu, memanen bencana di hilir" ini melibatkan peserta dari berbagai pemangku kepentingan di daerah seperti Kepolisian Resort Kepulauan Tanimbar, Kodim 1507/Saumlaki, Perusahaan Daerah Air Minum Kepulauan Tanimbar, Pramuka Saka Bahari Lanal Saumlaki, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unlesa, BEM Akbid Prodi Kebidanan Saumlaki, sahabat jurnalis dan pemerintah desa Ilngei.
Ketua Yayasan Sor Silai Tanimbar Simon Lolonlun menyatakan, pelaksanaan HMPI yang sedianya dilaksanakan pada 28 November 2024, ditunda karena pada saat itu bertepatan dengan pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
"Kemudian, kita juga memperhitungkan curah hujan yang cukup sehingga pada saat menanam pohon, dipastikan bisa akan tumbuh," kata Simon.
Menurutnya, pelaksanaan penanaman pohon merupakan bentuk kolaborasi antara Yayasan Sor Silai Tanimbar dengan SKK Migas Wilayah Papua Maluku, INPEX Masela dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
"Kami telah menyediakan 500 anakan pohon yang telah dimobilisasi kesini dan siap ditanam. Sementara, sejumlah anakan pohon juga akan kami dorong untuk ditanam di sumber air Olilit Barat," ujarnya.
Selain itu pihaknya akan mendistribusikan ratusan jenis anakan pohon buah untuk salah satu Masyarakat Penggerak Usaha (MPU) di desa Bomaki pada pekan depan," katanya.
Simon menyatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran, yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan sumber air serta memperkuat semangat konservasi.
Selain itu, bertujuan memulihkan ekosistem di sekitar sumber air Wemomolin melalui aksi penanaman pohon dan mendorong terciptanya kolaborasi multistakeholder yaitu menguatkan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Jika perubahan yang besar itu kita harapkan agar terjadi nanti, setidaknya, gerakan perubahan itu kita awali dengan hal-hal yang kecil,” katanya kepada peserta yang hadir.
Simon menjelaskan tema sarasehan tersebut merupakan pengingat bagi peserta bahwa alam membutuhkan perhatian dan kepedulian kita. Ketika hutan rusak, kehidupan kita pun ikut terancam dari bencana banjir, kekeringan, hingga hilangnya keanekaragaman hayati.
"Semoga kegiatan kita hari ini menjadi langkah kecil yang membawa perubahan besar. Mari kita bersama-sama menjaga bumi kita, merawat hutan kita, dan memastikan bahwa anak cucu kita kelak dapat menikmati manfaat dari apa yang kita lakukan hari ini," katanya.
Kegiatan sarasehan ini dipandu oleh Johanis D.B Malindir, salah seorang akademisi yang mengarahkan peserta untuk mendengar sejumlah pemaparan materi dari para narasumber seperti Ketua Yayasan Sor Silai Tanimbar, Simon Lolonlun, Direktur Operasional PDAM Damianus Batfutu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Tanimbar Yusuf Reialy, Kabag Ren Polres Kepulauan Tanimbar, dan Pasiter Kodim 1507/Saumlaki.
Pemaparan sejumlah materi itu sebagai pengantar diskusi seperti potret penegakan aturan sebagai langkah meretas kejahatan pembalakan hutan, peran serta Yayasan Sor Silai Tanimbar dalam kolaborasinya dengan sejumlah pihak, serta berbagai peluang dan tantangan pihak PDAM dalam mendistribusikan air bersih bagi masyarakat.
Setelah sarasehan, para peserta bergerak ke kawasan sumber air Wemomolin untuk melaksanakan aksi menanam pohon. Sebanyak 500 bibit pohon seperti Mahoni dan Trembesi, ditanam di sekitar kawasan tersebut. Jenis-jenis pohon ini dipilih karena mampu menjaga ekosistem dan memperkuat resapan air.
Harapan untuk Masa Depan
Sumber air Wemomolin ini dipilih sebagai lokasi kegiatan karena perannya yang vital sebagai salah satu sumber kehidupan masyarakat setempat.
Ketua Yayasan Sor Silai Tanimbar, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa kelestarian sumber air sangat penting untuk memastikan keberlanjutan hidup generasi mendatang.
“Menanam pohon bukan hanya menanam harapan, tetapi juga menjaga keseimbangan alam, khususnya di kawasan hulu yang menjadi sumber air utama,” tegasnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang, baik untuk kelestarian lingkungan maupun kesejahteraan masyarakat.
“Ini adalah langkah awal dari banyak langkah yang harus kita ambil bersama untuk menjaga bumi kita,” ujar salah satu peserta sarasehan.
Melalui kegiatan ini, Yayasan Sor Silai Tanimbar bersama INPEX Masela dan Pemerintah Daerah berharap dapat terus membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Ajakan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam, khususnya air, menjadi pesan utama yang disampaikan kepada seluruh peserta.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024