Ambon (Antara Maluku) - Pertumbuhan ekonomi Kota Ambon tahun 2013 mengalami perlambatan walaupun tidak signifikan, dimana pertumbuhan hanya sebesar 5,20 persen.

Hal itu dikemukakan Wali Kota Richard Louhenapessy dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Wali Kota Sam Latuconsina dalam rapat di DPRD Kota Ambon, Kamis.

Rapat tersebut dilaksanakan dalam rangka penyampaian rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun anggaran 2013 dan penyampaian kebijakan umum anggaran (KUA) dan prioritas plafon anggaran sementara (PPAS) APBD Kota Ambon tahun anggaran 2015`

Menurut Richard, perlambatan pertumbuhan ekonomi terjadi karena meningkatnya harga barang terutama bahan makanan sebagai dampak langsung kenaikan harga BBM yang mempengaruhi daya beli masyarakat.

Selain itu, perubahan cuaca yang ekstrem turut berpengaruh terhadap distribusi barang dan jasa.

Dikatakan, pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kota Ambon terjadi pada 2012 yang mencapai 8,77 persen.

Laju pertumbuhan ekonomi itu sangat dipengaruhi meningkatnya aktivitas perekonomian saat pelaksanaan MTQ Tingkat Nasional ke XXIV, yang secara signifikan memberikan sumbangan terhadap sektor perhubungan udara, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri dan pengolahan.

Sedangkan pada sisi inflasi daerah, pengaturan mekanisme pasar yang terjaga secara baik di tahun 2012 ternyata belum memberikan dampak yang signifikan terhadap pengendalian laju inflasi Kota Ambon.

Laju inflasi Kota Ambon tahun 2012 secara komulatif sempat menyentuh level 7,72 persen di triwulan II dan baru dapat ditekan satu poin pada akhir triwulan IV menjadi 6,72 persen.

Meningkatnya harga kelompok bahan makanan menjadi penyumbang inflasi tertinggi di tahun 2012.

Pada 2013, inflasi bulan Juni mencapai 9,14 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2012 dan melemah pada akhir tahun 2013 menjadi 3,84 persen.

Adapun penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,97 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 3,46 persen.

Sedangkan pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau terjadi deflasi sebesar 0,12 persen.

Wakil Wali Kota Sam Latuconsina seusai rapat mengakui inflasi di Kota Ambon juga dipengaruhi faktor cuaca terutama di laut yang memperlambat distribusi barang masuk ke Ambon.

"Jadi selama ini barang - barang kebutuhan pokok yang didatangkan dari pulau Jawa selalu mengalami gejolak harga di pasar karena faktor cuaca. Tetapi sampai sekarang ini di Ambon kebutuhan pokok masih aman-aman saja," ujarnya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014