Ternate (Antara Maluku) - Sri Sultan Tidore Husen Alting menolak rencana pemekaran Sofifi menjadi daerah otonom baru, berpisah dari Kota Tidore Kepulauan, karena alasan menjadi Ibu Kota Provinsi Maluku Utara.

"Sofifi menjadi Ibu Kota Provinsi Maluku Utara belum saatnya, karena sarana infrastruktur penunjang belumdilengkapi, kebutuhan-kebutuhan dasar juga belum memadai sesuai tuntutan undang-undang yang berlaku. Karena itu Sofifi harus tetap berada di wilayah otonom Kota Tidore Kepulauan," katanya di Ternate, Jumat.

Dia juga mempertanyakan pembangunan berbagai kebutuhan dasar seperti rumah sakit, Kantor Polda Maluku Utara, Pengadilan Tinggi, Badan Pusat Statistik, dan sarana penunjang lainnya.

Hal itu, katanya, menandakan Sofifi belum layak untuk dimekarkan menjadi ibu kota provinsi.

Dia mengatakan pihaknya siap melepaskan Sofifi untuk dimekarkan menjadi Ibu Kota Provinsi Maluku Utara hanya jika syarat-syarat sesuai ketentuan perundangan telah dilengkapi.

Ia juga menyatakan daerah induk Sofifi masih di Kota Tidore Kepulauan, sehingga yang harus dibahas terlebih dahulu adalah pembangunan kota itu.

"Kota Tidore Kepulauan mau dibuat apa ke depan nanti. Itu dulu yang harus dibahas baru masyarakat Kota Tidore Kepulauan bisa bersama-sama mendorong Sofifi menjadi ibu kota provinsi," katanya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014