Ambon (Antara Maluku) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maluku menyatakan posisi Ketua DPRD setempat periode 2014 - 2019 menjadi kewenangan PDIP karena memperoleh "kursi" terbanyak melalui Pemilu legislatif 9 April lalu.

"PDIP silakan berproses untuk memutuskan siapa kader yang terpilih untuk menjadi Ketua DPRD Maluku," kata Ketua KPU Musa Toekan, dikonfirmasi, Rabu.

Penetapan Ketua maupun para Wakil Ketua DPRD Maluku melalui rapat paripurna setelah pelantikan dijadwalkan pada 16 September 2014.

"Kami telah mengusulkan ke Mendagri, Gamawan Fauzi melalui Gubernur Maluku, Said Assagaff untuk pelantikan 45 legislator," ujarnya.

Sesuai hasil rekapitulasi penghitungan suara, maka PDIP unggul dengan meraih tujuh kursi di DPRD Maluku, disusul Golkar, Demokrat dan PKS masing-masing enam kursi, Gerindra lima kursi, NasDem empat kursi, Hanura empat kursi, PKB tiga kursi.

PKPI menempatkan dua wakilnya di DPRD Maluku serta PAN dan PPP masing-masing hanya satu kursi.

Diantara 45 anggota DPRD Maluku periode 2009-2014, hanya 40 anggota yang kembali mencalonkan diri untuk mengikuti Pileg pada 9 April lalu.

Namun, dari 40 orang itu ternyata hanya 24 yang berhasil terpilih kembali menjadi legislator periode 2014 - 2019.

Tidak berhasil diantaranya adalah Ketua DPRD Maluku periode 2009 - 2014 yakni Fatany Sohilauw dari Partai Golkar, termasuk Abraham Malioy dan Maria Maail.

PDIP yakni Thobyhend Sahureka, Sugeng Hayati Koangit dan Andreas JW Taborat. Partai Demokrat yakni Azri Arman, Liliane Aitonam, Chairani Boften dan Rabea Muin.

PKS adaah Sabtu Ohoirat, Masum Wailisahalong (PBB), Chairul Swat Pay (Hanura), Una Farida Umasugi (PAN) dan Muhammad Umarela (PPP).

45 legislator Maluku periode 2014 - 2019 berdasarkan daerah pemilihan (Dapil) I meliputi Kota Ambon yakni Lucky Wattimury (PDIP), Reinhard Toumahuw (PDIP), Richard Rahakbauw (Golkar), Herman Hattu (NasDem), Marcus Pentury (Demokrat), Syaid Mudzakir Assagaff (PKS), Syarif Hadler (PPP), Robby B Gaspersz (Gerindra) dan R Ayu Hindun Hasanussi (Hanura).

Dapil II (Kabupaten Buru dan Buru Selatan) adalah Safitri Soulissa (PDIP), Murniati Sulaiman Hentihu (Golkar), Ikram Umasugi (PKB), Bahtiar La Galeb (Demokrat) dan Sudarmo (PKS).

Dapil III (Kabupaten Maluku Tengah) yakni Saadiah Uluputty (PKS), Habibah Pellu (PKB), Edwin Adrian Huwae (PDIP), Rasyad Efendi Latuconsina (Golkar), Luthfi Sanaky (Gerindra), Ramly Mahulette (PAN), Usama Namakule (PKPI), Wellem Z Wattimena (Demokrat), Abdullah Marasabessy (NasDem) dan Julius Pattipeiluhu (Hanura).

Dapil IV (Kabupaten Seram Bagian Timur - SBT): Nurlaila Salampessy (PKB), Raad Rumfot (Gerindra) dan Fachri Husni Alkatiri (PKS).

Dapil V (Kabupaten Seram Bagian Barat - SBB): Matheis Gaspar Puttileihalat (Demokrat), Suhfi Madjid (PKS), M. Yasin Payapo (Hanura), Samson Atapary (PDIP) dan Ella Latukaisupy (Golkar).

Dapil VI (Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Tual dan Kabupaten Kepulauan Aru) adalah Welhelm Daniel Kurnala (PDIP), Temmy Oersepuny (Hanura), Justina Renyaan (NasDem), Elviana Pattiasina (Demokrat), Saudah Tuankotta/Tethol (Gerindra), Fredek Rahakbauw (Golkar), Amir Rumra (PKS) dan Agnes Margaretha Renyut (PKPI).

Dapil VII meliputi Kabupaten Maluku Tenggara Barat(MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD) yakni Francois Orno (PDIP), Dharma Oratmangun (Golkar), Melkianus Sairdekut (Gerindra), Semmy Letelay (NasDem) dan Melkias Frans (Demokrat).

Pewarta: Lexy Sariwaing

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014