Ambon (Antara Maluku) - Pengelolaan Benteng Nieuw Vicoria harus diserahkan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Ternate agar bisa diperbaiki sesuai konstruksi aslinya, kata Arkeolog Syahruddin Mansyur dari Balai Arkeologi Ambon, Selasa.

"Seharusnya pengelolaan benteng itu diserahkan kepada pemerintah yang dalam hal ini adalah BPCB Ternate yang bertugas untuk merawat dan melindungi cagar budaya di wilayah Maluku dan Maluku Utara (Malut) agar bisa dirawat dan diperbaiki sesuai konstruksi aslinya," kata Syahruddin di Ambon, Senin.

Dia mengatakan, benteng peninggalan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang kini digunakan sebagai markas Kodam XVI/Pattimura Ambon tersebut terlihat cukup terawat, namun sebagaimana benda cagar budaya yang dilindungi maka tidak boleh ada aktivitas berlebihan di dalamnya, apalagi dijadikan pemukiman.

"Kalau kita lihat memang cukup terawat, misalnya ada beberapa bagian dinding yang kita lihat sudah diplester, pihak Kodam XVI/Pattimura berusaha membuatnya terlihat lebih rapi dengan bercocok tanam di dalamnya, tapi itu tidak sesuai dengan aslinya, perspektif terawat bagi seorang yang mengerti cagar budaya berbeda," katanya.

Dia mengatakannya lagi, jika pengelolaan benteng Nieuw Vicoria diserahkan kepada BPCG Ternate maka masyarakat juga bisa leluasa menikmati peninggalan sejarah tersebut, sebab selama ini benteng yang pertama kali dibangun oleh bangsa Portugis pada 1575 itu tidak bisa dikunjungi karena menjadi kawasan militer.

"Karena menjadi kawasan militer jadi tidak bisa dikunjungi, izinnya sulit dan berbelit-belit, jika sudah di bawah BPCG akan lebih mudah bagi publik untuk menikmatinya," ucapnya.

Sementara itu, Ujon Sujana, Staf Teknis Registrasi dan Penetapan Cagar Budaya BPCG Ternate dalam kesempatan lain mengatakan, kondisi benteng Nieuw Victoria sangat memprihatinkan karena lokasinya tidak hanya dijadikan sebagai markas oleh Kodam XVI/Pattimura, bagian bastion benteng tersebut juga dijadikan sebagai kebun.

"Kami sudah melihat kondisinya kemarin (29/9) sangat memprihatinkan, seharusnya tidak dijadikan sebagai kebun meskipun tujuannya agar tidak terlihat gersang, sumur-sumurnya juga penuh dengan sampah, ini akan kami laporkan kepada pimpinan agar ada tindak lanjut terhadap pelestariannya," ucapnya.

Menurutnya, beberapa waktu sebelumnya BPCG Ternate pernah mengunjungi benteng Nieuw Vicoria untuk melihat tetapi tidak diizinkan masuk oleh pihak Kodam XVI/Pattimura, sehingga mereka hanya bisa memotret gerbang laut benteng yang berada di sebelah timur, gerbang itu difungsikan sebagai pintu belakang markas Kodam XVI/Pattimura.

"Pemimpin kami pernah mengunjungi benteng tetapi tidak dizinkan masuk, ini menjadi kesempatan baik bagi kami ketika diundang oleh Balai Arkeologi Ambon untuk bisa melihat kondisinya," katanya.

Benteng Nieuw Victoria awalnya dibangun oleh orang-orang Portugis pada 1575 dan diberi nama Nossa Senhora Annucida, namun kemudian direbut oleh Belanda pada 1605 dan berganti nama dengan Victoria yang berarti kemenangan.

Sekitar tahun 1754 gempa besar mengguncang Kota Ambon, benteng yang dijadikan pusat pemerintahan kolonial Belanda di Maluku itu mengalami kerusakan parah, setelah direnovasi benteng itu berganti nama dengan Nieuw Victoria yang artinya kemenangan baru.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014