Ternate (Antara Maluku) - Pemerhati pendidikan di Maluku Utara (Malut), meminta kepada dinas terkait untuk intensif melakukan pengawasan, menyusul adanya laporan sejumlah warga terkait dengan masih adanya pungutan liar (pungli) yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab.

"Memang hingga saat ini, masih saja ada sekolah yang melakukan pungutan dengan alasan membeli buku kurukulum, meski sudah ada ketegasan dari Sekretaris Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), terkait pemblokiran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi sekolah yang tidak membayar buku Kurikulum 2013," kata Pemerhati Pendidikan dari Unkhair Ternate, Thamrin Tasman, di Ternate, Minggu.

Ia mengatakan, sejumlah orang tua siswa pada beberapa sekolah, mengeluhkan tingginya harga biaya buku, yang dinilai terlalu mahal dan membebani orang tua siswa.

Thamrin mengatakan, adanya laporan sejumlah orang tua murid pada sejumlah sekolah seperti Sekolah Dasar Inpres Mononutu 1 Kota Ternate, dimana dengan kebijakan sekolah yang mewajibkan siswanya untuk memiliki buku pelajaran yang harganya dinilai terlalu tinggi.

Menurut dia, ada keluhan dari orang tua murid yang harus membeli buku dengan harga sangat mahal, bahkan buku itu hanya untuk satu semester saja harus beli empat buku yang di foto copy oleh sekolah harganya Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu dan empat buku fokus Rp 100 ribu, selain itu ada buku yang lebih tebal dan harganya juga ikut tebal.

Thamrin mengaku, meski pihak sekolah tidak menuntut siswa untuk membeli buku tersebut, namun karena anaknya berada di kelas III, maka mau tak mau, dia harus membeli buku tersebut, agar tidak ketinggalan mata pelajaran.

"Sekolah meminta agar anak muridnya tidak ketinggalan pelajaran, sehingga kita juga takut anak kita ketingalan pelajaran mau tidak mau harus kita beli, walaupun mahal.

Sementara itu, secara terpisah, Kepala Sekolah SD Inpres Monunutu 1 Hariyanto ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya selama ini tidak pernah meminta kepada gurunya untuk melakukan pungutan berupa pejualan buku pelajaran yang bersifat copy.

Awalnya saya copy sesuai perintah dapodik, namun ada guru yang mengatakan kepada saya bahwa ada orang tua wali yang mau mengcopynya untuk pegangan siswa di rumah.

Dia mengaku telah menginstruksikan kepada semua guru untuk tidak boleh melakukan itu, namun kalaupun ada orang tua yang menginginkan untuk memperbanyak dengan cara fotocopy dan membawa pulang, pihaknya tidak berkeberatan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate, Muchdar Din ketika dikonfirmasi menyatakan belum mendapatkan informasi mengenai adanya pungli di sejumlah sekolah di Ternate, tetapi dirinya akan memanggil sekolah yang dilaporkan telah melakukan praktik pungli tersebut.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014