Ambon (Antara Maluku) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Ny. Ida Salampessy menyatakan daerah ini rawan bencana dengan risiko tinggi.
"Maluku merupakan daerah rawan bencana dengan skor 179 atau termasuk dalam kelas risiko tinggi di Indonesia," kata Ida Salampessy, di Ambon, Kamis.
Karena itu, menurut dia, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui instansi terkait di daerah kabupaten/kota, juga oleh organisasi sosial ang peduli terhadap masalah kemanusiaan.
"Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk memberikan pemahaman dan motivasi kepada masyarakat agar bisa mengetahui tentang bencana yang menyebabkan kerugian harta benda dan korban jiwa," kata Ny. Ida.
Menurut dia, masyarakat dapat mengikuti sosialisasi bencana secara langsung dari narasumber yang berkompeten atau melalui media massa cetak maupun elektronik, juga sosialisasi melalui kearifan lokal.
"Masyarakat Maluku harus mengetahui tentang keadaan geologi alamnya yang merupakan daerah rawan bencana. Karena Maluku merupakan daerah pertemuan tiga lempeng Euroasia, Australia dan Pasific, sehingga sangat rawan terhadap bencana," ujarnya.
Selain itu, Maluku juga meliputi pulau-pulau kecil dan merupakan daerah cincin api.
Di samping bencana alam, ada juga bencana non alam seperti terjadinya wabah penyakit.
Selain itu, ada juga bencana di laut dan hampir setiap bulan terjadi kecelakaan laut yang sering terjadi di daerah Maluku Tenggara.
Mengantisipasi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, masyarakat harus mengikuti imbauan pemerintah agar tidak boleh mendirikan bangunan di lokasi rawan bencana seperti di lereng bukit dan di bantaran sungai atau kali.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014
"Maluku merupakan daerah rawan bencana dengan skor 179 atau termasuk dalam kelas risiko tinggi di Indonesia," kata Ida Salampessy, di Ambon, Kamis.
Karena itu, menurut dia, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui instansi terkait di daerah kabupaten/kota, juga oleh organisasi sosial ang peduli terhadap masalah kemanusiaan.
"Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk memberikan pemahaman dan motivasi kepada masyarakat agar bisa mengetahui tentang bencana yang menyebabkan kerugian harta benda dan korban jiwa," kata Ny. Ida.
Menurut dia, masyarakat dapat mengikuti sosialisasi bencana secara langsung dari narasumber yang berkompeten atau melalui media massa cetak maupun elektronik, juga sosialisasi melalui kearifan lokal.
"Masyarakat Maluku harus mengetahui tentang keadaan geologi alamnya yang merupakan daerah rawan bencana. Karena Maluku merupakan daerah pertemuan tiga lempeng Euroasia, Australia dan Pasific, sehingga sangat rawan terhadap bencana," ujarnya.
Selain itu, Maluku juga meliputi pulau-pulau kecil dan merupakan daerah cincin api.
Di samping bencana alam, ada juga bencana non alam seperti terjadinya wabah penyakit.
Selain itu, ada juga bencana di laut dan hampir setiap bulan terjadi kecelakaan laut yang sering terjadi di daerah Maluku Tenggara.
Mengantisipasi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, masyarakat harus mengikuti imbauan pemerintah agar tidak boleh mendirikan bangunan di lokasi rawan bencana seperti di lereng bukit dan di bantaran sungai atau kali.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014