Sedikitnya 18 warga tewas dan enam rumah di Dusun Waetama, Kabupaten Buru Selatan rusak parah tertimbun longsor, setelah dinding bukit yang cukup besar runtuh pada Jumat (23/7) sekitar pukul 10.00 WIT. "Robekan dinding bukit ini terjadi setelah guyuran hujan deras selama lima hari tanpa henti, dan saat ini warga yang melakukan pencarian baru menemukan satu jenazah atas nama Ister (13)," kata Iga Latwael (30), salah seorang korban yang selamat kepada ANTARA di Ambon, Selasa. Latuwael, yang mengalami patah tulang rusuk kanan, mengatakan posisi pemukiman berjarak cukup jauh dari bukit yang runtuh, bahkan terpisah tanah lapang cukup luas. "Tetapi longsoran ternyata sampai ke daerah permukiman," katanya. Korban selamat lainnya, Sneu Latwael (56), mengalami patah kaki bagian kiri. Ia menyatakan longsor terjadi ketika ia dan sejumlah warga sedang berupaya mengalihkan luapan banjir agar tidak mengalir ke pemukiman. "Tiba-tiba terdengar bunyi gemuruh sangat keras dari arah belakang dusun, dan hanya dalam hitungan detik longsoran lereng bukit sudah menutupi rumah warga. Kami yang berdiri di tepi sungai pun tidak luput, sehingga tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolong keluarga di rumah yang tertimbun," katanya. Tujuh korban tertimbun tanah longsor yang dievakuasi dari Buru Selatan tiba di Kota Ambon pada Senin malam (26/7) sekitar pukul 20.30 WIT. Kabid Pelayanan Kesehatan RSUD Haulussy, dr Ita Sabrina di Ambon, Rabu, mengatakan, tiga dari tujuh korban termasuk seorang bocah berusia toga bulan yang dievakuasi ini mengalami luka parah akibat patah tulang rusuk dan kaki. Sebelum dirujuk ke RSUD Haulussy, para korban mendapat pertolongan pertama di Puskesmas Leksula selama tiga hari karena minimnya sarana transportasi laut dari Kabupaten Buru Selatan menuju Kota Ambon.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010