Ambon (Antara Maluku) - Museum Siwalima Provinsi Maluku sedang menyiapkan materi program "Museum Masuk Sekolah" guna menarik minat pelajar SMP dan SMA mengunjungi tempat penyimpanan benda-benda budaya dan bersejarah.

"Kami sedang menyiapkan materi dan berbagai hal terkait itu. Selain sosialisasi, kami juga akan memberikan pelatihan kreativitas membuat bunga plastik," kata Kepala Museum Siwalima Jean Esther Saija di Ambon, Selasa.

Ia mengatakan program "Museum Masuk Sekolah" lebih banyak difokuskan bagi pelajar SMP dan SMA dimaksudkan karena pelajar pada level itu lebih mudah diberikan pemahaman bahwa museum bukan hanya tempat untuk menyimpan benda-benda kuno dan memiliki nilai sejarah, melainkan salah satu media untuk mempelajari kebudayaan dan sejarah melalui benda-benda yang tersimpan di dalamnya.

Untuk tahap awal program tersebut akan dimulai di SMP dan SMA yang berada di Desa Toisapu dan Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan, pada akhir Maret 2015.

"Kami cenderung lebih fokus pada SMP dan SMA karena untuk memberikan kesadaran mengenal lebih dekat museum sehingga mereka bisa berkunjung ke museum sebagai salah satu lembaga untuk mempelajari budaya dan sejarah," katanya.

Lebih lanjut Jean mengatakan jumlah koleksi yang ada di Museum Siwalima telah mencapai 5.300 jenis yang terbagi atas 10 kategori, yakni geologika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numesmatika heraldika, filologika, keramika, seni rupa, dan teknologika.

Benda-benda jenis etnografika dan keramika merupakan koleksi terbanyak yang dimiliki oleh Museum Siwalima, dengan koleksi tertua adalah keramik asal Tiongkok abad ke- 15 yang merupakan peninggalan zaman Dinasti Ming.

Koleksi benda-benda yang ada di Museum Siwalima, kata dia, tidak semuanya dipamerkan karena kurangnya ruang pameran, untuk itu, pihaknya selalu mengganti-ganti secara periodik benda-benda yang telah dipamerkan dengan yang tersimpan di gudang.

"Untuk jenis filologika, kami hanya memiliki tulisan-tulisan latin, berupa dengan buku Oud en Nieuw Oost-Indien yang ditulis oleh Francois Valentyn pada 1924 dan buku De Amboinsche Rariteitkammer oleh Georg Everhard Rhumpius," katanya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015