Ambon (Antara Maluku) - Sejumlah wartawan mengaku kecewa karena tidak mendapatkan tanda pengenal ID Pers untuk meliput Wakil Presiden Jusuf Kalla yang akan membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), di Ambon, Kamis malam.
Reporter TV ONE, Harry Radjabaycole bahkan mengatakan Kapendam XVI/Pattimura, Letkol Arh Hasyim Lalhakim, terindikasi diskriminasi karena hanya menerbitkan kartu pers untuk reporter televisi swasta nasional tertentu.
"Kok saya dan rekan lainnya seperti Jossy Louhenapessy (Kompas TV) tidak kebagian kartu pers? Setelah konfirmasi ke Kabag Humas Pemprov Maluku, Jhon Hursepunny, kami diberitahu bahwa itu diterbitkan Kapendam," ujarnya.
Setelah dikoordinasikan ke Kapendam, lanjutnya, disampaikan bahwa dilakukan pembatasan wartawan meliput Rakernas APPSI atas arahan Sekretaris Wapres.
"Sekretaris Wapres mengarahkan wartawan jangan banyak yang meliput kegiatan Bapak (Wapres)," kata Harry mengutip penjelasan Kapendam.
Kapendam beralasan reporter maupun wartawan nasional yang rekannya sedang mengikuti kunjungan Wapres tidak lagi kebagian kartu pers.
Namun, pernyataan Kapendam tidak terbukti karena ada reporter TV swasta lain termasuk Hamdy Jempot dari Metro TV, Jufry Samanerry (SCTV), Insany Syahbarwaty (MNCV) ternyata kebagian kartu pers, padahal rekan mereka (dari Jakarta) ikut rombongan Wapres.
Puluhan Pemimpin Mingguan maupun Tabloid juga mengeluhkan wartawannya tidak kebagian kartu pers meliput kunjungan Wapres.
Rakernas APPSI 2015 mengusung tema "Konsolidasi Pemerintah Daerah Menyongsong Implementasi Undang - Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah".
Agenda APPSI ini juga akan menghadirkan nara sumber antara lain Mendagri Tjahjo Kumolo yang memberikan materi bertajuk "Strategi Implementasi Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah".
Selain itu, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Harry Azhar Azis, yang membahas "Strategi Pengawasan Keuangan Daerah Dalam Rangka Implementasi UU No 23 tahun 2014.
"Kalau wartawan yang ikut rombongan Wapres pulang hari Jumat, lalu yang meliput kegiatan APPSI hari terakhir (Sabtu, 28/2) siapa?," kata Harry.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
Reporter TV ONE, Harry Radjabaycole bahkan mengatakan Kapendam XVI/Pattimura, Letkol Arh Hasyim Lalhakim, terindikasi diskriminasi karena hanya menerbitkan kartu pers untuk reporter televisi swasta nasional tertentu.
"Kok saya dan rekan lainnya seperti Jossy Louhenapessy (Kompas TV) tidak kebagian kartu pers? Setelah konfirmasi ke Kabag Humas Pemprov Maluku, Jhon Hursepunny, kami diberitahu bahwa itu diterbitkan Kapendam," ujarnya.
Setelah dikoordinasikan ke Kapendam, lanjutnya, disampaikan bahwa dilakukan pembatasan wartawan meliput Rakernas APPSI atas arahan Sekretaris Wapres.
"Sekretaris Wapres mengarahkan wartawan jangan banyak yang meliput kegiatan Bapak (Wapres)," kata Harry mengutip penjelasan Kapendam.
Kapendam beralasan reporter maupun wartawan nasional yang rekannya sedang mengikuti kunjungan Wapres tidak lagi kebagian kartu pers.
Namun, pernyataan Kapendam tidak terbukti karena ada reporter TV swasta lain termasuk Hamdy Jempot dari Metro TV, Jufry Samanerry (SCTV), Insany Syahbarwaty (MNCV) ternyata kebagian kartu pers, padahal rekan mereka (dari Jakarta) ikut rombongan Wapres.
Puluhan Pemimpin Mingguan maupun Tabloid juga mengeluhkan wartawannya tidak kebagian kartu pers meliput kunjungan Wapres.
Rakernas APPSI 2015 mengusung tema "Konsolidasi Pemerintah Daerah Menyongsong Implementasi Undang - Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah".
Agenda APPSI ini juga akan menghadirkan nara sumber antara lain Mendagri Tjahjo Kumolo yang memberikan materi bertajuk "Strategi Implementasi Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah".
Selain itu, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Harry Azhar Azis, yang membahas "Strategi Pengawasan Keuangan Daerah Dalam Rangka Implementasi UU No 23 tahun 2014.
"Kalau wartawan yang ikut rombongan Wapres pulang hari Jumat, lalu yang meliput kegiatan APPSI hari terakhir (Sabtu, 28/2) siapa?," kata Harry.
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015