Air PDAM di rumah Awat Mustari mengalir lancar, tetapi warga Dufa-Dufa, Kota Ternate, Maluku Utara, ini masih membeli air bersih dari depot air isi ulang untuk memenuhi kebutuhan minum.

Awat Mustari dan keluarganya hanya memanfaatkan air PDAM untuk kebutuhan mandi dan mencuci, itu pun saat musim kemarau. Sementara kalau musim hujan lebih memilih menggunakan air hujan untuk kebutuhan mandi dan mencuci.

"Air dari PDAM rasanya asin, itulah sebabnya kami tidak mau menggunakannya untuk air minum dan memasak, soalnya kalau menggunakan air PDAM yang asin itu kami khawatir akan menimbulkan penyakit," kata warga yang sehari-harinya sebagai pedagang ini.

Di Kota Ternate ada ribuan warga yang melakukan hal serupa terutama yang rumahnya berada di wilayah yang mendapat pasokan air PDAM dari sumber air sumur bor bawah tanah Ake Gaale, seperti di wilayah Akehuda, Siko, Kasturian dan Tafure.

Rasa asin PDAM dari sumber air sumur bor bawah tanah Ake Gaale itu, sesuai hasil survei tim dari Dinas PU dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Ternate disebabkan adanya intrusi air laut menyusul menurunnya permukaan air bawah tanah di wilayah itu.

Direktur PDAM Ternate Saiful Djafar menjelaskan sumur bor bawah tanah Ake Gaale dibangun sejak puluhan tahun lalu, tetapi baru dalam setahun terakhir airnya terasa asin, terutama saat musim kemarau.

PDAM Ternate sependapat dengan tim dari Dinas PU dan BLH Kota Ternate mengenai penyabab terjadinya intrusi air laut di sumur bor bawah tanah Ake Gaale adalah menurunnya permukaan air bawah tanah di wilayah itu, karena belakangan ini area terbuka sudah banyak tertutup dengan rumah warga dan gedung lainnya yang menghambat air hujan meresak dalam tanah saat turun hujan.

PDAM Ternate dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga di kota berpenduduk 200.000 jiwa lebih itu semuanya menggunakan sumur bor bawah tanah yang tesebar di 16 titik, karena tidak ada sungai atau mata air yang bisa digunakan untuk sumber air bersih PDAM.

Anggota DPRD Kota Ternate Hariyanto Hanadar meminta PDAM dan Pemkot Ternate untuk segera mengatasi berbagai permasalahan yang terkait dengan pelayanan air bersih kepada masyarakat, karena air bersih merupakan kebutuhan vital masyarakat.

Permasalahan yang harus diatasi itu tidak hanya mengenai adanya intrusi air laut di sumur bor bawah tanah Ake Gaale, tetapi juga mengenai pendistribusian air bersih kepada seluruh warga Kota Ternate, karena masih banyak warga yang belum menikmati air bersih dari PDAM secara lancar.

Di wilayah Kecamatan Ternate Pulau misalnya, warga di wilayah itu sampai saat ini belum mendapat layanan air bersih dari PDAM sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka terpaksa membeli air bersih dari depot air isi ulang atau menadah air hujan.


Sumur Resapan

Wali Kota Ternate Burhan Abdurrahman mengakui bahwa rasa asin air PDAM dari sumber air sumur bor bawah tanah Ake Gaale tersebut merupakan isyarat ancaman krisis air bersih di daerahnya karena tidak tertutup kemungkinan hal serupa akan terjadi di sumber air sumur bor milik PDAM lainnya.

Pemkot Ternate telah menyiapkan berbagai langkah untuk mengatasi ancaman krisis air bersih tersebut di antaranya berupa pembuatan sumur resapan yang pada 2015 ini diprioritaskan di wilayah sekitar sumber air sumur bor bawah tanah Ake Gaale.

Di wilayah sekitar sumber air sumur bor bawah tanah Ake Gaale itu, selain dibangun sumur resapan sebanyak 35 buah, juga akan dibuat situ penampungan air hujan serta pembuatann talud pantai untuk meredam intrusi air laut.

Pembuatan sumur resapan, menurut Wali Kota Burhan Abdurrahman, juga akan dilakukan di wilayah lainnya di Kota Ternate, terutama di sekitar sumber air sumur bor bawah tanah PDAM untuk memudahkan air hujan meresap dalam tanah sehingga permukaan air bawah tanah di daerah ini bisa dipertahankan.

Pemkot Ternate bersama DPRD setempat akan menyiapkan regulasi dalam bentuk peraturan daerah mengenai sumur resapan dan pemanfaatan air bawah tanah, yang nantinya akan menjadi rujukan dalam pembuatan sumur resapan dan pemanfaatan air bawah tanah.

Dalam perda itu nantinya akan mengatur kewajiban bagi setiap warga di Ternate untuk membuat sumur resapan di sekitar rumahnya, begitu pula di setiap kantor instansi pemerintah dan swasta, termasuk sarana pendidikan dan pusat perdagangan.

Menurut Burhan Abdurrahman, langkah lainnya yang akan dilakukan Pemkot Ternate untuk mencegah terjadinya krisis air bersih di daerah ini adalah memperbanyak ruang terbuka hijau serta penanaman pohon untuk meningkatkan volume resapan air hujan kedalam tanah.

Pemkot Ternate juga akan melarang pengalihfungsian kawasan hutan yang selama ini menjadi wilayah penyangga Kota Ternate, untuk mengurangi aliran air hujan ke laut sekaligus mencegah ancaman banjir di daerah ini.

Salah seorang pemerhati lingkungan di Terante Saiful mengatakan, langkah yang dilakukan Pemkot Ternate mengatasi ancaman krisis air bersih dengan membuat situ dan sumur resapan merupakan langkah yang tepat.

Langkah itu jangan hanya sebatas wacana, tetapi harus diimplementasikan secara nyata di lapangan serta diserta dengan pengawasan dan sanksi tegas kepada warga atau pihak tertentu yang tidak membuat sumur resapan.

Pemerintah Kota Ternate dan berbagai pihak terkait lainnya juga harus meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya melakukan penghematan dalam pemanfaatan air bersih, karena tanpa adanya penghematan penggunaan air maka semua upaya yang dilakukan dalam mencegah ancaman terjadinya krisis air bersih tidak akan membuahkan hasil maksimal.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015