Ternate (Antara Maluku) - Wisatawan Jepang yang berkunjung ke Maluku Utara (Malut) selalu menyempatkan diri ke Teluk Kao, Halmahera Utara untuk ziarah sejarah, karena di lokasi itu banyak tentara Jepang yang tewas saat Perang Dunia II.

Kepala Seksi Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Malut, Fatmawati Koda di Ternate, Selasa, mengatakan, setiap tahun ada ratusan wisatawan Jepang yang ke Teluk Kao untuk ziarah sejarah, sebagian di antaranya masih memiliki hubungan keluarga dengan tentara sekutu yang tewas pada Perang Dunia II di lokasi itu.

Tempat yang selalu di tuju wisatawan Jepang saat ziarah ke Teluk Kao adalah puing kapal perang Jepang yang berada tidak jauh dari pantai dan di situ mereka selalu melakukan ritual doa untuk arwah tentara Jepang yang tewas pada Perang Dunia II.

"Sesuai catatan sejarah puing kapal perang Jepang yang ada di Teluk Kao tersebut tenggelam setelah diserang pesawat tempur sekutu pimpinan Amerika Serikat, saat itu ada ratusan tentara Jepang yang tewas," ujar Fatmawati Koda.

Di sekitar perairan Teluk Kao itu, selain puing kapal perang Jepang juga masih bisa disaksikan puing pesawat tempur milik sekutu yang ditembak jatuh tentara Jepang serta sejumlah bom dan rajau laut, yang kesemuanya dipelihara sebagai benda peninggalan sejarah.

Menurut Fatmawati Koda, pada 2007 silam ada warga Jepang yang berkunjung ke Teluk Kao untuk menaburkan abu jenazah ayahnya, seorang veteran tentara Jepang yang sebelum meninggal berpesan kepada keluarganya agar jika meninggal abunya ditabur di Teluk Kao, tempatnya dulu berperang melawan sekutu.

Wisatawan Jepang yang berkunjung ke Teluk Kao juga selalu menempatkan diri untuk melihat peninggalan Jepang lainnya di wilayah Halmahera saat Perang Dunia II, seperti lapangan terbang Kao dan bungker tentara Jepang.

Ia menambahkan, Disbudpar Malut terus mempromosikan keberadaan Teluk Kao tersebut kepada masyarakat Jepang dengan harapan mereka akan tertarik berkunjung ke tempat itu serta di wilayah lainnya di Malut yang memiliki peninggalan Jepang seperti di Pulau Morotai.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015