Ambon (Antara Maluku) - Tim pengawasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku Tengah belum menemukan adanya penjualan beras plastik atau sintetis di swalayan, minimarket maupun pasar-pasar.

Kadis Perindag Maluku Tengah, Kace Pattiasina, dihubungi dari Ambon, Jumat, mengatakan, setelah mengikuti berita nasional soal ditemukannya beras plastik di Bekasi, Jawa Barat, menindaklanjutinya dengan mengerahkan tim pengawasan yang hingga saat ini belum ditemukan jenis kebutuhan pokok masyarakat tersebut.

"Memang pengawasan masih di seputar Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah dan sekitarnya. Namun, belum ditemukan adanya penjualan beras plastik," ujarnya.

Karena itu, tim pengawasan melakukan sosialisasi agar masyarakat yang menemukan maupun mencurigai ada oknum menjual atau menyalurkan beras plastik diminta melaporkan ke Dinas Perindag agar dilakukan penindakan.

"Tim pengawasan juga diintensifkan kinerjanya agar tidak terjadi kecolongan kemungkinan beras plastuik dipasok ke Maluku Tengah dengan memanfaatkan kondisi karakteristik wilayah berupa kepulauan," kata Kace.

Dia mengakui, beras kebutuhan masyarakat Kabupaten Maluku Tengah selama ini dipasok dari Makassar (Sulawesi Selatan), Surabaya (Jawa Timur) dan produksi lokal para petani Kobisonta, dataran Pasahari.

"Petani Kobisonta berasal dari transmigran asal pulau Jawa sehingga di dataran Pasahari itu dikembangkan sawah sebagai penyangga kebutuhan beras masyarakat lokal," ujar Kace.

Disinggung stok beras, dia menjelaskan, terjamin memenuhi kebutuhan masyarakat untuk beberapa bulan ke depan.

"Maluku Tengah memiliki subsitusi karbohidrat seperti ketela pohon, ubi jalar, talas dan lainnya yang juga dikonsumsi masyarakat sehingga menyangga stok beras," kata Kace Pattiasina.

Disperindag Maluku Tengah mewaspadai masuknya beras pelastik karena berampak buruk bagi kesehatan masyarakat.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015