Ambon (Antara Maluku) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku Frangky Papilaya mengatakan, masyarakat bisa membedakan beras asli dari yang plastik dengan cara merendamnya ke dalam air.

"Beras sintetik itu sifatnya ringan, jadi kalau direndam otomatis akan muncul ke permukaan. Sedangkan beras yang asli akan tenggelam," kata Frangky di Ambon, Sabtu.

Ia juga menyatakan  pembuktian juga bisa dilakukan dengan cara dibakar.

"Beras sintetik akan meleleh seperti plastik yang mengandung senyawa berbahaya bagi manusia ketika mengkonsumsinya," katanya.

Menurut Frangky, pihaknya terus melakukan pemantauan mulai dari tingkat distributor sampai pedagang pengecer guna mencegah masuk dan beredarnya beras plastik.

"Sejauh ini Disperindag Maluku belum menemukan adanya kasus beras plastik yang beredar di pasaran, baik di Pulau Ambon maupun sepuluh kabupaten dan kota lainnya di Maluku," ujar Frangky.

Masyarakat juga diimbau segera melapor ke pos polisi, Perum Bulog, atau Kantor Perindustrian dan Perdagangan kota maupun provinsi bila menemukan adanya beras yang mencurigakan.

Sebab kondisi geografis Maluku yang terdiri dari pulau-pulau bisa dimanfaatkan orang tidak bertanggungjawabkan untuk membawa masuk beras sintetik ke daerah ini secara terselubung.

Frangky menambahkan, Gubernur Maluku Said Assagaff juga telah mengeluarkan instruksi kepada instansi terkait termasuk Pemum Bulog Divre Maluku dan kepolisian guna mengawasi peredaran beras secara ketat.

"Kita belum tahu pasti asal-usul beras plastik atau sintetik ini dari mana karena pemeritah pusat masih melakukan kajian dan penyelidikan mendalam, tetapi yang jelas masyarakat juga diminta waspada dan segera melapor, bila menemukan beras sintetik," katanya.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015