Ambon (Antara Maluku) - Bentrokan antarwarga adat Kabupaten Buru dengan sejumlah penambang emas di Desa Wamsaid jalur C, mengakibatkan satu orang meninggal dunia karena ditusuk dengan benda tajam.

"Insiden ini juga mengakibatkan satu pos pengamanan milik polisi dan satu kios dibakar massa," kata Kasat Reskrim Polres Buru, AKP Adi Nugroho yang dihubungi dari Ambon, Kamis.

Menurut Adi Nugroho, Reskrim Polres setempat juga telah meringkus satu orang pelaku dan saat ini sementara menjalani proses pemeriksaan oleh penyidik Polres Buru.

Kasat Ops Polres setempat, AKP Agung Tribawanto mengakui situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Wamsaid yang berdekatan dengan lokasi penambangan emas Gunung Talo, sudah terkendali pascabentrokan antara sejumlah penambang dengan masyarakat adat setempat.

"Kalau masalah kamtibmasnya sudah terkendali setelah polisi melakukan pengamanan, dan untuk upaya penegakan hukumnya ditangani Satuan Reskrim Polres," katanya.

Polres Buru menurunkan sejumlah personilnya di lokasi kejadian untuk melerai warga yang terlibat bentrok guna mencegah korban jiwa atau luka-luka maupun pembakaran kamp para penambang.

Menurut salah satu tokoh masyarakat setempat, Ibrahmin Wael perkelahian antarwarga ini terjadi Rabu, (3/6) malam sekitar pukul 21.00 WIT.

"Informasi yang kami terima, awalnya terjadi perkelahian dalam sebuah tempat hiburan (karaoke) di jalur C Desa Wamsaid, tetapi tidak diketahui pasti penyebabnya apakah karena miras atau masalah lain," ujarnya.

Tetapi seorang pelaku yang diketahui bernama Agil Paputungan telah diamankan petugas kepolisian.

Ibrahim mengatakan, akibat insiden di karaoke ini yang diduga kuat menjadi pemicu timbulnya perkelahian antara warga adat dengan para penambang asal Gorontali.

"Kami berharap aparat kepolisian secepatnya menyelesaikan persoalan kriminal tersebut agar tidak lagi terjadi bentrokan," katanya.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015