Indonesia dan Amerika akan meneliti lapisan es di Puncak Jaya Pegunungan Jaya Wijaya, Papua, selama tiga minggu, mulai pekan terakhir Mei 2010. Indonesia diwakili peneliti dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sedangkan Amerika diwakili peneliti dari Lamont-Doherty Earth Observatory (LDEO) Columbia University serta peneliti dari Byrd Polar Research Center (BPRC) Ohio State University. "Penelitian lapisan es ini tidak hanya untuk prediksi masa depan, tetapi juga melihat sejarah perubahan iklim di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik," kata Kepala BMKG Sri Woro Harijono di Jakarta, Selasa. Sri Woro mengatakan, kondisi iklim masa lalu, masa kini dan masa depan perlu dipelajari untuk mendapatkan info perubahan yang terjadi. "Apa yang kita lihat di masa lalu dan masa kini digunakan untuk melihat ke masa depan," katanya menjelaskan. Puncak Jaya merupakan satu dari tiga puncak gunung di daerah tropis yang diselimuti lapisan es secara permanen, Dua lainnya adalah Puncak Gunung Kilimanjaro di Tanzania dan Puncak Pegunungan Andes di Peru, Amerika Latin. Puncak Jaya dipilih karena mewakili keberadaan lapisan es yang abadi di daerah ekuator. Lapisan esnya dipelajari untuk melihat kronologis perubahan iklim yang terjadi di daerah tersebut. Sementara itu, Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Ilmu Pengetahuan, Bruce Alberts, mengatakan Presiden Barack Obama ingin melihat potensi kerjasama yang bisa dilakukan kedua negara, termasuk di bidang transfer teknologi. "Kami di sini berupaya untuk merealisasikannya," kata Alberts. Dwi Susanto (peneliti dari Lamont-Doherty Earth Observatory), mengatakan, lapisan es Puncak Jaya sudah berkurang sekitar 78 persen pada 2006 sejak 1936. Lapisan itu berkurang secara drastis akibat pengaruh perubahan iklim, yakni perubahan cuaca yang lebih memanas di kawasan ekuator. Menurutnya, dengan lapisan es tersebut para peneliti diharapkan dapat memperkirakan variabilitas cuaca secara akurat untuk masa mendatang, sehingga dapat mengurangi dan mengambil keuntungan dalam upaya pembangunan berkelanjutan demi kemakmuran masyarakat. Tim peneliti Indonesia-Amerika itu berencana ke Puncak Jaya pada 24 Mei 2010. Mereka akan mengambil sampel inti es dengan mengebor di beberapa titik lapisan es di puncak itu, juga sampel serangga dan tumbuhan. BMKG sendiri berencana memasang stasiun pemantau cuaca (automatic weather station) agar bisa mendapatkan informasi cuaca di sana setiap saat. Puncak Jaya terletak di Pulau Papua dan memiliki ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010