Ambon, 25/8 (Antara Maluku) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggelar sosialisasi tentang keselamatan penerbangan di daerah pegunungan tropis selama dua hari di Ambon, Maluku.

"Kegiatan ini berlangsung dua hari, 25 dan 26 Agustus," kata Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub, Muzaffar Ismail, di sela acara "Workshop Operasi Penerbangan di Wilayah Pegunungan Tropis", yang berlangsung di Swiss-Belhotel, Ambon, Selasa.

Ia mengatakan, kegiatan tersebut merupakan yang ketiga kali dilakukan setelah sebelumnya juga dilaksanakan di Jakarta dan Manado.

Menurut dia, sosialisasi ditujukan terutama kepada maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia, dengan tujuan mengingatkan kembali tentang aturan dan prosedur-prosedur yang harus dilakukan untuk menjamin keselamatan penerbangan, secara khusus di daerah pegunungan tropis dengan karakter wilayah yang sulit.

Selain itu, juga menampung aspirasi atau pemikiran-pemikiran baru dari kalangan maskapai tentang hal-hal atau aturan yang perlu dibuat untuk meningkatkan jaminan keselamatan penerbangan.

Menjawab wartawan, Muzaffar menegaskan kegiatan itu tidak dilaksanakan karena peristiwa kecelakaan pesawat Trigana Air di Oksili, Papua, pada 16 Agustus lalu, tetapi merupakan program rutin yang sudah lama dilakukan.

Dalam presentasi, Kapten (Pilot) Sigit H. Hadiyanto mengungkapkan, angka kecelakaan penerbangan mengalami peningkatan cukup signifikan sejak tahun 2009.

"Tahun 2009 ada empat kecelakaan dengan 30 korban fatal (tewas). Tahun ini, hanya dalam waktu sekitar enam bulan, jumlah korban tewas sudah hampir dua kali lipat dari tahun 2009," katanya.

Baik Muzaffar maupun Sigit sama menyatakan bahwa hal terpenting yang harus dilakukan untuk keamanan penerbangan adalah sikap tunduk dan taatnya semua pihak terkait termasuk maskapai, bandara, dan pilot pada aturan dan prosedur yang sudah ditetapkan.

"Penyebab kecelakaan pesawat sangat kompleks dan butuh waktu sangat lama untuk dapat dipublikasikan kepada masyarakat. Jadi hal yang paling penting adalah tunduk pada guidelines yang ada," kata Muzaffar.

Pedoman dan prosedur tetap yang harus dilakukan antara lain pemeriksaan kelaikan pesawat untuk terbang, laporan cuaca daerah tujuan, kesiapan bandara, dan sistem komunikasi dan navigasi.

"Kami tidak ingin membela diri. Tapi yang jelas keselamatan penerbangan berawal dari kelaikan penerbangan dan informasi yang akurat mengenai cuaca, komunikasi dan sistem navigasi," kata Muzaffar.

Penyataan itu diaminkan oleh Jeff Street, Senior Policy Officer dari International Relations Safety Authority Civil Aviation, yang menyatakan hal terpenting adalah panduan dan prosedur keselamatan penerbangan.

"Memang itu yang terpenting. Kita semua harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang sudah diatur," katanya, merujuk buku "Tropical Mountain Flyng Training Handbook" terbitan tahun 2011, yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia pada 2013.


Kecelakaan di Papua

Pada sesi pembukaan, penyelenggara menayangkan rekaman video sebuah pesawat kecil yang melakukan pendaratan di salah satu lapangan terbang di kawasan pegunungan Papua, tempat terjadi insiden sebuah pesawat menabrak tebing di muka landasan pacu, kira-kira sepekan sebelum kecelakaan yang menimpa Trigana Air di Oksibil.

Insiden itu sendiri menewaskan satu orang.

Hal yang menarik, lapangan terbang di dekat permukiman penduduk itu memiliki landasan pacu yang melengkung ke bawah (tidak rata) dan tidak beraspal. Di ujung landasan "take off" menganga jurang yang sangat dalam dan ada sungai di bawahnya.

Menurut Muzaffar, di Papua banyak terdapat lapangan terbang seperti itu.

"Penerbangan ke daerah terpencil itu diperlukan untuk suplai makanan. Kalau tidak penduduk di situ akan kelaparan. Kami sebenarnya sudah minta bupati daerah itu untuk memindahkan permukiman ke daerah yang lebih terbuka," katanya.

Menyinggung tentang kecelakaan pesawat itu, dia mengatakan tempat tujuan penerbangan seperti itu menuntut kelaikan pesawat, akurasi prakiraan cuaca dan jarak pandang, juga pilot yang sangat berpengalaman.

"Apalagi tidak ada menara pengawas dan jaringan komunikasi (blank spot). Jadi kalau informasi awal menyatakan penerbangan tidak aman, ya jangan memaksakan diri," katanya.

Ketika ditanyakan tentang upaya Kemenhub untuk membenahi infrastruktur di lapangan terbang seperti itu, Muzaffar menyatakan hal itu masuk dalam program kementerian, tetapi memang dilakukan secara bertahap.

Berdasarkan pemetaan rute penerbangan di Papua, rute yang dinilai rawan adalah Sentani-Mulia-Sentani, Sentani-Oksibil-Kiwirok-Borme-Sentani, dan Sentani-Abmisibil-Kakluk-Sentani.

Pewarta: John Nikita Sahusilawane

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015