Ternate, 6/9 (Antara) - Pengamat Ekonomi dari Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara , DR Muchtar Adam menilai setahun pemerintahan Gubernur setempat, Abdul Gani Kasuba, menunjukan pertumbuhan ekonomi yang terkesan lamban.

"Lihat saja grafik di semester pertama kepemimpinan Gubernur Abdul dan Wagub, Muhammad Natsir yang pertumbuhan ekonomi ternyata dibawah 0,5 persen," katanya di Ternate, Sabtu.

Kondisi ini karena Gubernur dan Wagub Maluku Utara belum memiliki kemampuan mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Padahal, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara i masa kepemimpinan sebelumnya meningkat hingga pada 6 persen.

Dia juga menyoroti Pemrov Maluku Utara menyimpan uang Rp200 miliar di rekening dan ini bukan upaya strategis untuk meningkatkan pendapatan signifikan.

"Seharusnya anggaran Rp200 miliar itu dimanfaatkan untuk membangun di berbagai sektor," tegas Muchtar.

Karena itu, Gubernur disarankan membuat skema pembiayaan agar aliran anggaran pemerintah tidak disetor ke perbankan akan menjadi dana nganggur.

"Kalau dana tersebut dicairkan kontraktor akan menerima uang dengan nilai besar dan membayar tenaga kerja, selanjutnya membeli bahan konsumsi, maka akumulasi ini akan memberikan efek pertumbuhan ekonomi," katanya.

Selain itu, desain pembangunan Maluku Utara hendaknya dimulai dari laut.

Muchtar mengaku, belanja pemerintah sering terlambat karena tidak memiliki skema dan skenario pembangunan yang jelas dalam jangka waktu lima tahun ke depan dan seharusnya diprioritaskan sektor mana yang menjadi pemicu pertumbuhan ekonomio.

Baginya, saat ini yang dibicarakan adalah merumuskan kebijakan umum anggaran tahun 2016, bukan APBD Perubahan 2015. Sebab APBN ditetapkan pada Oktober 2015.

"Saat ini momentum tepat merumuskan skema tahun 2016 dan yang terjadi KUA-PPAS hanya dokumen asal-asalan, tidak bermakna dan bersifat administratif. Padahal filosofi pembangunan termuat dalam KUA-PPAS, sedangkan APBD hanya alat bukan tujuan untuk pembangunan," katanya. 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015