Ternate, 4/10 (Antara Maluku) - Kebakaran lahan yang terjadi selama musim kemarau panjang di wilayah Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara tercatat 156 hektare terbanyak di kawasan lereng gunung Gamalama.

Kebakaran lahan juga terjadi di Kelurahan Kulaba, Bula Tobololo, Takome, Tubo, Sango, Dufa-dufa, Marikurubu, Moya, Fatcei, Bula dan Tobololo kebakaran itu belum termasuk kebakaran hutan lindung, kata

Ketua Komisi III DPRD Kota Ternate Fahrial Yunus Abbas di Ternate, Sabtu.

Bersandar pada data yang ada terdapat beberapa tanaman warga dari 156 hektar itu pohon pala sebanyak 10.671, pohon kelapa 192, cengkeh 771, kayu manis 259 dan yang lainnya seperti bambu, kenari, nangka dan lainnya tidak terlalu besar tetapi dari hasil tersebut belum terhitung dengan kebakaran yang di Kelurahan Sango.

Di lokasi tersebut masih terbakar sehingga belum ada yang masuk ke arah itu dan belum diketahui kerugian yang ada dan mulai dari Kelurahan Dufa dufa sampai ke arah Kecamatan pulau juga belum dihitung jumlah secara keseluruhan, sebab petugas dari pertanian belum bisa menjangkau akibat masih terdapat titik api oleh sebab itu berdasarkan data yang ada msaih bersifat sementara.

Dia mengatakan, Dinas Kehutanan dan Pertanian Kota Ternate telah mengambil langkah jangka pendek yang sering dilakukan seperti melakukan pemantauan rawan kebakaran hutan, melakukan penjagaan patroli dan pengawasan di hutan yang rawan kebakaran, membuat sekat bakar batas, penyuluhan dan imbauan ke setiap Kelurahan.

Sedangkan, untuk langkah jangkah menengah dan jangka panjang belum dilakukan, sebab ada pembahasan anggaran juga yang harus disiapkkan untuk tahun berikutnya untuk persiapkan tenaga dan peralatan kebakaran hutan, mendeteksi secara dini kebakaran hutan.

Selain itu, harus disediakan tempat penampungan air, memastikan rambu rambu peringatan bahaya kebakaran, menerapkan teknologi penyiaapan lahan tanpa bakar, menetapkan daerah rawan kebakaran berdasarkan iklim jenis bahan bakar yang mudah terbakar dan perilaku masyarakat setempat.

Oleh karena itu, Fahrial berharap dengan data yang ada jika hotspot atau api pun telah padam agar dinas terkait sudah mampu menghitung secara keseluruhan agar dimasukan ke DPRD untuk meningkatkan anggaran pertanian ini dalam membantu masyarakat yang tertimpa musibah.

Menurut Fahri, hal ini juga telah dikordinaskan dengan unsyr pimpinan DPRD serta unsur pimpinan telah mengarahkan agar komisi II segera secepatnya bertindak.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015