Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam laporan analisisnya menilai penguatan IHSG pada awal perdagangan Selasa ini merupakan respons pasar terhadap pergerakan selektif saham, khususnya saham-saham berkapitalisasi besar.
"Adanya rotasi pilihan saham investor dari saham konglomerasi ke saham bluechips, terutama saham perbankan, sempat membuat IHSG bergerak di teritori positif," jelas Ratna.
Maka dari itu, Ratna memproyeksikan IHSG masih akan bergerak terbatas atau sideways pada kisaran 8.600 hingga 8.750 dalam jangka pendek.
Dari sisi eksternal, tekanan datang dari mayoritas bursa saham Asia yang ditutup melemah pada perdagangan Senin, seiring pelaku pasar mencermati perlambatan data ekonomi China.
Selain Asia, sentimen global juga dipengaruhi oleh pelemahan indeks di Wall Street.
Saham-saham sektor teknologi tertekan di tengah kekhawatiran valuasi yang tinggi dan berlanjutnya rotasi ke sektor-sektor siklikal seperti konsumsi, industri, dan kesehatan.
Ratna menilai investor global juga bersikap wait and see terhadap rangkaian data ekonomi AS yang dinilai akan memengaruhi ekspektasi arah suku bunga.
Pelaku pasar pada Selasa ini akan mencermati rilis data nonfarm payrolls AS untuk periode Oktober dan November 2025, data tingkat pengangguran, serta penjualan ritel AS.
Pada Senin (15/12), IHSG ditutup di level 8.649,66 atau turun 0,13 persen. Sepanjang perdagangan kemarin, indeks sempat bergerak di teritori negatif pada awal sesi sebelum berbalik menguat, namun tekanan jual kembali muncul menjelang penutupan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa pagi dibuka menguat 47,03 poin atau 0,54 persen ke posisi 8.696,69.
Sejalan dengan itu, indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan juga menguat 6,75 poin atau 0,79 persen ke level 859,61.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG dibuka menguat, pasar cermati rotasi sektor dan sentimen global
Editor : Moh Ponting
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2025