Ambon, 3/11 (Antara Maluku) - Penurunan kuota calon Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN) dari pemerintah kepada provinsi Maluku yang signifikan diakibatkan faktor kualitas sumber daya manusia(SDM) yang tidak lulus seleksi.

"Soal penurunan signifikan, saya kira tidak juga karena persaingan ketat dan seleksinya menggunakan sistem komputerisasi jadi kalau tidak bisa lolos berarti mereka kurang belajar," kata Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua di Ambon, Selasa.

Sekarang ini setiap anak harus belajar keras dan lebih giat agar bisa lulus sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah.

Dia merujuk pada 2014 bisa diperjuangkan hingga meluluskan 37 dari jatah 40 orang dan perjuangannya cukup berat, jadi ke depannya mereka harus belajar lebih giat agar lulus dengan baik dan memuaskan.

"Tiada hari tanpa belajar dan membaca, hanya dengan itu kita bisa maju karena persaingan ketat," tegas Wagub.

Penegasan Wagub terkait pernyataan Ketua Fraksi Gerindra DPRD Maluku, Melkias Sairdekut yang menyatakan keprihatinannya dengan penurunan kuota IPDN bagi Maluku dari 45 orang menjadi 20 orang saja.

Dalam era sebelumnya jatah IPDN bagi provinsi Maluku bisa mencapai 45 orang dan sekarang tersisa 20 calon sehingga perlu ada perhatian serius pemerintah dan DPRD untuk menyikapinya.

"Kondisi seperti ini mestinya menjadi catatan serius bagi pemerintah dan DPRD terkait penurunan kuota dimaksud agar diperjuangkan lagi untuk memberikan peluang bagi anak-anak Maluku masuk IPDN," katanya.

Provinsi Maluku meski pun baru terdapat 11 kabupaten/kota dan masih diperjuangkan penambahan daerah otonom baru (DOB) tentunya membutuhkan SDM yang handal dalam menguasai ilmu pemerintahan. 

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015